kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.279   17,00   0,10%
  • IDX 7.941   14,04   0,18%
  • KOMPAS100 1.112   -1,16   -0,10%
  • LQ45 822   -7,39   -0,89%
  • ISSI 267   1,49   0,56%
  • IDX30 424   -4,27   -1,00%
  • IDXHIDIV20 493   -4,35   -0,87%
  • IDX80 124   -0,96   -0,77%
  • IDXV30 132   -0,85   -0,64%
  • IDXQ30 138   -1,40   -1,01%

Jepang Diguncang Krisis Baru, Gara-Gara Anjloknya Tangkapan Bulu Babi Laut


Selasa, 26 Agustus 2025 / 10:50 WIB
Jepang Diguncang Krisis Baru, Gara-Gara Anjloknya Tangkapan Bulu Babi Laut
ILUSTRASI. Nama Pasar : Pasar Ikan Tsukiji, tokyo, Jepang Alamat : 5 Chome-2-1 Tsukiji, Chuo, Tokyo 104-0045, Jepang Berdiri Sejak : Tahun 1935 Jam operasional : 05.00 - 17.00 Jeris barang dijual : Ikan dan hasil laut lainnya Tentang Pasar : - Pasar Ikan Tsukiji adalah pasar grosir terbesar di dunia untuk ikan dan produk-produk laut. Di sini dijual lebih dari 400 jenis makanan laut, dari rumput laut yang murah sampai caviar yang berharga ribuan dollar AS. - Pasar ikan ini juga memasok kebutuhan restoran seafood di seluruh dunia. Pasar ini juga menjadi sasaran wisatawan, di mana mereka biasa datang saat sebelum subuh, melihat hingar-bingar penjual hingga proses pelelangan ikan dengan pembeli. - Di bagian luar pasar ini, yang berhimpitan dengan gang-gang kecil, ada beberapa rumah makan sekaligus pasar retail. Para wisatawan bisa membeli ikan mentah, makanan lain dan menikmati sashimi di pagi hari. Sumber Foto : tsukiji-market.org.jp


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - RISHIRI, Jepang. Jepang yang tengah menghadapi musim panas terpanas dalam sejarah kini diguncang krisis baru: anjloknya tangkapan bulu babi laut (sea urchin) di wilayah utara, membuat hidangan mewah itu semakin tak terjangkau di tengah lonjakan harga pangan.

Di Pulau Rishiri, Hokkaido, restoran kini menjual seporsi mangkuk nasi dengan 100 gram uni jenis bafun, dikenal dengan rasa manis gurih seharga ¥15.000–18.000 (sekitar US$ 100–120). Harga ini hampir dua kali lipat dibanding beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Kabar Gembira, Masyarakat RI yang Bepergian Ke Jepang Sudah Bisa Transaksi Pakai QRIS

“Semua pelanggan kaget melihat harga,” kata Kimiko Sato, pemilik Sato Shokudo, restoran keluarga berusia lebih dari 50 tahun dilansir dari Reuters Selasa (26/8/2025).

“Biasanya mereka hanya berbagi satu mangkuk uni, lalu memesan ramen masing-masing.”

Lonjakan harga uni menambah beban rumah tangga Jepang yang sudah tertekan inflasi pangan.

Rata-rata keluarga kini mengalokasikan hampir 30% belanja untuk makanan, porsi tertinggi dalam 43 tahun.

Menurut koperasi perikanan setempat, hasil tangkapan bulu babi di Rishiri anjlok separuh dari tahun lalu.

Harga lelang 10 kilogram bafun uni melonjak ke ¥90.000, lebih dari dua kali lipat dibanding dua tahun lalu.

“Suhu laut yang semakin hangat menjadi penyebab utama,” ujar Tatsuaki Yamakami, veteran industri perikanan 40 tahun.

Baca Juga: Indonesia dan Jepang Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, Nilainya Capai US$ 5,1 Miliar

Data Badan Penelitian Perikanan Jepang menunjukkan suhu laut di sekitar Jepang naik sekitar 5°C dalam beberapa tahun terakhir.

Dampaknya, spesies air dingin seperti salmon, cumi, dan saury menurun tajam volumenya, sementara harganya melonjak hampir lima kali lipat dalam dua dekade terakhir.

Meski kontribusi ikan dan hasil laut hanya sekitar 10% dari keranjang inflasi, tren ini menegaskan bahwa dampak ekonomi perubahan iklim kini nyata.

“Iklim ekstrem dan kenaikan suhu global akan membuat inflasi pangan lebih tinggi secara struktural di masa depan,” kata Stefan Angrick, analis Moody’s Analytics.

Harga pangan di Jepang naik 7,6% pada Juli (yYoY), lebih tinggi dari 7,2% pada Juni. Harga beras juga terdampak cuaca panas menjadi pendorong utama inflasi.

Bagi wisatawan, mahalnya hidangan laut membuat mereka beralih ke jajanan pasar.

“Kami datang ke Tsukiji untuk menikmati seafood donburi, tapi uni terlalu mahal. Jadi kami memilih monja-croquette dan tamagoyaki,” kata Momoko Asami, wisatawan asal Tokyo.

Baca Juga: Jepang dan Korea Selatan Tegaskan Kerjasama Keamanan Sebelum Bertemu Trump

Bank of Japan juga mulai menyoroti faktor iklim dalam inflasi pangan. Anggota dewan Naoki Tamura menyebut harga makanan segar naik jauh lebih cepat sejak 2022, dipicu cuaca tak menentu, kelangkaan tenaga kerja, serta biaya energi.

Pemerintah Jepang menargetkan tingkat swasembada pangan naik ke 69% pada 2030, dari sekitar 60% saat ini.

Namun, para pakar memperingatkan perubahan iklim dapat menggagalkan target tersebut.

“Bahkan dengan upaya keras mengurangi emisi, suhu masih akan naik 1–1,5°C pada 2100,” ujar peneliti Shigeho Kakehi.

“Kita harus mengatur musim tangkap dan memperbanyak konsumsi ikan yang populasinya meningkat, seperti sarden.”

Selanjutnya: Gembok Suspensi Dilepas BEI, Simak Pergerakan Saham PYFA, KBLV, IMPC, FUTR, dan HBAT

Menarik Dibaca: Harga Bitcoin Hari Ini Jatuh ke Bawah US$ 110.000, Pertama Kali sejak Maret 2025




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×