kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Presiden China Xi Jinping Gelar Pertemuan Besar SCO, Sambut Putin dan Modi di Tianjin


Selasa, 26 Agustus 2025 / 18:07 WIB
Presiden China Xi Jinping Gelar Pertemuan Besar SCO, Sambut Putin dan Modi di Tianjin
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu setelah pembicaraan mereka di Moskow, Rusia, 8 Mei 2025. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping akan menjamu lebih dari 20 pemimpin dunia pada forum keamanan regional di China pekan depan.

Acara ini dipandang sebagai unjuk kekuatan solidaritas Global South di tengah era Presiden AS Donald Trump, sekaligus memberi Rusia yang sedang dihantam sanksi kesempatan untuk mencetak kemenangan diplomatik baru.

Selain Presiden Rusia Vladimir Putin, para pemimpin dari Asia Tengah, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara dijadwalkan hadir dalam KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) yang digelar di kota pelabuhan Tianjin pada 31 Agustus–1 September 2025.

Baca Juga: Negosiator Utama China Bertolak ke AS untuk Lanjutkan Perundingan Dagang

Momen penting dalam KTT kali ini adalah kunjungan pertama Perdana Menteri India Narendra Modi ke China dalam lebih dari tujuh tahun, di tengah upaya kedua negara meredakan ketegangan pascainsiden bentrok mematikan di perbatasan pada 2020.

Tahun lalu, Modi terakhir kali duduk satu panggung dengan Xi dan Putin dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia, ketika sebagian besar pemimpin Barat memilih menjauh dari Putin akibat perang di Ukraina.

Pihak Kedutaan Rusia di New Delhi bahkan menyebut Moskow berharap dapat segera menggelar pembicaraan trilateral dengan China dan India.

“Xi akan memanfaatkan KTT ini sebagai panggung untuk menunjukkan seperti apa wujud tatanan internasional pasca-Amerika, sekaligus membuktikan bahwa segala upaya Gedung Putih sejak Januari untuk melawan China, Iran, Rusia, hingga India tidak membuahkan hasil,” ujar Eric Olander, Pemimpin Redaksi The China-Global South Project.

Menurut Kementerian Luar Negeri China, KTT tahun ini akan menjadi yang terbesar sejak SCO berdiri pada 2001, menandai peran blok tersebut sebagai “kekuatan penting dalam membangun tipe baru hubungan internasional.”

Awalnya hanya beranggotakan enam negara Eurasia, SCO kini berkembang menjadi 10 anggota tetap dan 16 negara mitra dialog maupun pengamat.

Mandatnya pun meluas, dari isu keamanan dan kontra-terorisme hingga kerja sama ekonomi dan militer.

Baca Juga: China Rilis Aturan Baru untuk Kuota Pasokan Tanah Jarang, Apa Tujuannya?

Agenda Ekspansi, tapi Efektivitas Dipertanyakan

Para analis menilai ekspansi menjadi agenda utama, meski SCO dinilai belum memberikan hasil konkret dalam kerja sama nyata.

Bagi Beijing, nilai tambah terbesarnya adalah “optik solidaritas Global South” menghadapi AS di tengah kebijakan Washington yang semakin tidak menentu.

“Visi SCO dan implementasinya masih kabur. Namun platform ini punya kekuatan besar dalam membangun narasi,” jelas Manoj Kewalramani, Ketua Program Indo-Pasifik di Takshashila Institution, Bangalore.

Meski begitu, efektivitas SCO masih terbatas. Friksi antaranggota inti, khususnya India dan Pakistan, terus menghambat.

Pada pertemuan menteri pertahanan SCO Juni lalu, India menolak menandatangani pernyataan bersama karena tidak memuat serangan 22 April terhadap turis Hindu di Kashmir yang memicu bentrokan terburuk dalam beberapa dekade.

Baca Juga: China Bangun Bendungan Terbesar, India Khawatir Perang Air Bakal Pecah

India juga menolak bergabung dalam kecaman SCO terhadap serangan Israel ke Iran.

Namun, tren rekonsiliasi dengan China serta tekanan tarif dari pemerintahan Trump mendorong ekspektasi bahwa Xi dan Modi akan memanfaatkan KTT ini untuk mempererat hubungan.

Menurut Olander, India kemungkinan akan “menelan gengsi” dan menyingkirkan perbedaan di SCO demi menjaga momentum détente dengan China, salah satu prioritas Modi saat ini.

Pertemuan Simbolis, Dampak Nyata Terbatas

Analis memperkirakan China dan India akan mengumumkan langkah bertahap seperti penarikan pasukan perbatasan, pelonggaran hambatan dagang dan visa, kerja sama di bidang iklim, hingga peningkatan interaksi antarpemerintah dan masyarakat.

Baca Juga: Evergrande Resmi Delisting dari Bursa Hong Kong, Simbol Krisis Properti China

Walau tidak banyak terobosan kebijakan yang diharapkan, daya tarik SCO bagi negara-negara Global South disebut tetap signifikan.

“KTT ini soal optik. Optik yang sangat kuat,” tegas Olander.

Modi dijadwalkan pulang setelah KTT, sementara Putin akan tetap berada di China untuk menghadiri parade militer Perang Dunia II di Beijing, sebuah kunjungan luar negeri yang terbilang panjang bagi dirinya.

Selanjutnya: 10 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday Rewards 25-31 Agustus 2025, Hair Dryer-Serum Diskon hingga 60%




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×