kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.280   17,00   0,10%
  • IDX 7.941   14,04   0,18%
  • KOMPAS100 1.112   -1,16   -0,10%
  • LQ45 822   -7,39   -0,89%
  • ISSI 267   1,49   0,56%
  • IDX30 424   -4,27   -1,00%
  • IDXHIDIV20 493   -4,35   -0,87%
  • IDX80 124   -0,96   -0,77%
  • IDXV30 132   -0,85   -0,64%
  • IDXQ30 138   -1,40   -1,01%

Petinggi The Fed New York: Era Suku Bunga Rendah Belum Berakhir


Selasa, 26 Agustus 2025 / 11:04 WIB
Petinggi The Fed New York: Era Suku Bunga Rendah Belum Berakhir
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A cyclist passes the Federal Reserve headquarters in Washington September 16, 2015. REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menyatakan bahwa era suku bunga rendah yang persistens tampaknya belum berakhir, berdasarkan analisisnya terhadap data ekonomi terkini.

Komentar Williams disampaikan dalam teks pidato yang dipersiapkan untuk konferensi di Mexico City.

Baca Juga: Ogah Mundur, Trump Akhirnya Pecat Gubernur The Fed Lisa Cook

Ia membahas konsep R-Star, yaitu perkiraan suku bunga yang netral bagi perekonomian, tanpa memberikan pandangan langsung soal kebijakan moneter.

Williams menekankan faktor jangka panjang yang memengaruhi suku bunga, seperti tren demografi global dan pertumbuhan produktivitas, yang menurutnya mendorong R-Star turun dan belum menunjukkan tanda pembalikan.

“R-Star yang disesuaikan dengan pertumbuhan untuk AS, kawasan Euro, Inggris, dan Kanada berada di sekitar 0,5%, mirip dengan periode sebelum pandemi,” katanya pada Senin (25/8/2025).

Ia menyebut era R-Star rendah tampak jauh dari selesai. Meski beberapa peristiwa dalam beberapa tahun terakhir, seperti inflasi tinggi akibat pandemi, membuat estimasi R-Star menjadi menantang, Williams memperkirakan tekanan ekonomi yang menurunkan R-Star tetap ada.

Baca Juga: Tekanan Politik Trump terhadap The Fed Bikin Bank Sentral Dunia Cemas

Williams juga mengingatkan bahwa pembuat kebijakan sebaiknya tidak terlalu percaya pada estimasi tepat seperti R-Star, mengingat ketidakpastian faktor ekonomi yang menjadi dasar perhitungannya.

Selanjutnya: Usulan Kripto Jadi Agunan di Bank, Indodax Singgung Tata Kelola Risiko

Menarik Dibaca: Harga Bitcoin Hari Ini Jatuh ke Bawah US$ 110.000, Pertama Kali sejak Maret 2025




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×