Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada CATL pada hari Senin (6/3/2023) bahwa dia memiliki perasaan campur aduk tentang status CATL sebagai produsen baterai terbesar di dunia.
Setelah presentasi yang dilakukan oleh Ketua CATL Zeng Yuqun, yang menggambarkan bagaimana perusahaan menguasai 37% pasar baterai global, Xi dikutip mengatakan bahwa dia "senang dan khawatir" atas kondisi tersebut. Senang dengan posisi terdepannya, tetapi khawatir dengan risikonya.
Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Xinhua pada hari Selasa, Xi mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan tertutup dengan perwakilan industri dan perdagangan di sela-sela sesi tahunan parlemen.
Informasi saja, CATL telah membangun pabrik di luar negeri dan bulan lalu setuju untuk melisensikan teknologinya ke pabrik baru yang sedang dibangun Ford Motor Co di Michigan.
Menurut sumber Reuters, perusahaan itu juga menawarkan untuk memotong biaya untuk pembuat mobil China, dan berusaha untuk mengalahkan tantangan dari saingan domestik yang lebih kecil seperti CALB dan EVE Energy, yang pabriknya meningkat tahun ini.
Baca Juga: Xi Jinping Kecam Pengendalian, Pengepungan, dan Penindasan yang Dipimpin AS ke China
"Industri yang sedang berkembang harus melakukan pekerjaan yang baik dalam perencanaan, mencari tahu seberapa besar pasarnya dan di mana risikonya," kata Xi.
Xi menambahkan bahwa perusahaan perlu menyeimbangkan pengembangan dan keamanan.
CATL tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Xinhua tidak mengatakan apakah Zeng telah menanggapi pernyataan Xi Jinping. Akan tetapi, penyiar negara CCTV melaporkan bahwa Zeng mengatakan Xi sangat senang dengan perkembangan industri energi baru dan telah meminta perusahaan swasta untuk memimpin pengembangan dan inovasi.
Baca Juga: China Kerek Anggaran Militer untuk Hadapi Ancaman yang Meningkat
Cengkraman Beijing
Beijing telah memperketat cengkeramannya atas perusahaan terbesar di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Yakni dengan mengatur bagaimana mereka melakukan bisnis di dalam dan di luar China mulai dari penggalangan dana hingga keamanan data.
Pada saat yang sama, perusahaan tersebut juga mendapat tekanan yang meningkat dari Washington, yang telah membatasi akses perusahaan China ke chip AI canggih dan semikonduktor lainnya, dengan alasan keamanan nasional.
Dalam perluasan ketegangan ini, senator Republik Marco Rubio bulan lalu meminta pemerintahan Biden untuk meninjau kesepakatan CATL dengan Ford, dengan mengatakan bahwa hal itu akan memperdalam ketergantungan AS pada Partai Komunis China untuk teknologi baterai.
Baca Juga: China Kirim 25 Pesawat Tempur dan 3 Kapal ke Zona Pertahanan, Taiwan Kerahkan Jet
Bloomberg melaporkan bulan lalu, China juga berencana untuk meneliti kesepakatan yang memastikan teknologi inti perusahaan China tidak dibagikan dengan produsen mobil AS.
Dong Yang, seorang pejabat dari China EV100, think tank industri otomotif terkemuka di negara itu, minggu ini menerbitkan pembelaan yang panjang terhadap kesepakatan tersebut, dengan mengatakan manfaat dari kolaborasi tersebut jauh lebih besar daripada risiko kebocoran teknologi.
Kemitraan Ford-CATL akan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tanpa mengancam kepemimpinan China dalam industri EV, tulis Dong.
