kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Perbedaan ideologi AS dan China kian tajam, Beijing merapat ke Moskow


Selasa, 28 Juli 2020 / 21:38 WIB
Perbedaan ideologi AS dan China kian tajam, Beijing merapat ke Moskow
ILUSTRASI. Russian President Vladimir Putin meets with his Chinese counterpart Xi Jinping at the Kremlin in Moscow, Russia, June 5, 2019. REUTERS/Evgenia Novozhenina/Pool


Sumber: South China Morning Post | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MOSKOW. China dan Rusia semakin mesra di tengah hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Kedua negara bergabung dalam perang informasi ketika meningkatnya perbedaan ideologi dengan AS.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, AS dan sekutunya telah menyebarkan disinfomasi karena bias ideologis dan kebutuhan politik yang menjadikan China dan Rusia merasa dirugikan.

"Mereka telah mendistorsi sejarah, menyerang sistem sosial negara lain dan jalur pembangunan, mempolitisasi pandemi, menyematkan label pada virus dan membatasi serta menindas media asing untuk melakukan pekerjaan mereka," ujar Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya seperti dilansir South China Morning Post, Selasa (28/7).

Baca Juga: India perkuat militer di perbatasan dekat China, ada apa lagi?

Pernyataan tersebut, yang dibuat pada hari Jumat, muncul ketika konfrontasi antara China dan AS terus berkobar di berbagai bidang, dari penanganan awal Beijing terhadap wabah Covid-19 hingga pengenalan hukum keamanan nasional di Hong Kong.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya hubungan diplomatik resmi pada 1979, Beijing memerintahkan AS untuk menutup konsulat di Chengdu pada hari Jumat sebagai balasan atas keputusan Washington untuk menutup konsulatnya di Houston di mana seorang pejabat AS dituduh sebagai pusat penelitian pencurian oleh militer Tiongkok di AS.

Pada Senin pagi, para pejabat China mengambil alih gedung konsulat Chengdu setelah staf diplomatik AS meninggalkan konsulat itu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perpecahan antara dua ekonomi terbesar dunia mungkin terlalu dalam untuk diperbaiki.

Baca Juga: Posisi Bill Gates sebagai orang terkaya kedua dunia kian kokoh

Dalam kritik terselubung terhadap AS, Hua Chunying, yang juga direktur departemen pers kementerian luar negeri China, dan timpalannya dari Rusia, Maria Zakharova mengatakan, negara-negara tertentu telah menyebarkan disinformasi karena bias ideologis dan kebutuhan politik.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×