kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Performanya dianggap kurang maksimal, militer AS berencana pensiunkan F-22 Raptor


Minggu, 23 Mei 2021 / 10:10 WIB
Performanya dianggap kurang maksimal, militer AS berencana pensiunkan F-22 Raptor


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jet tempur F-22 Raptor dalam dua dekade terakhir telah menjadi andalan Angkatan Udara AS. Sayangnya, sejumlah masalah membuat militer AS berencana mempensiunkan jet tempur keluaran Lockheed Martin ini.

Dilansir dari Sputnik News, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara AS Letnan Jenderal Clinton Hinote mengatakan, peran F-22 Raptor akan digantikan oleh jenis pesawat baru, drone, atau pesawat tak berawak yang kini sedang dikembangkan di bawah program Next Generation Air Dominance (NGAD).

Namun Hinote menekankan bahwa penggantian armada F-22 tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Jet tempur andalan ini mungkin akan diganti pada era 2030-an mendatang.

Jet tempur F-22 Raptor karya Lockheed Martin yang digunakan AS saat ini merupakan pesawat generasi kelima yang melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1997 dan mulai diperkenalkan pada tahun 2005.

Baca Juga: AS disebut berencana tempatkan pasukan di sekitar Rusia pasca tinggalkan Afghanistan

Di era 2030-an mendatang, pesawat ini akan memasuki usia 40-an yang jelas cukup renta untuk sebuah pesawat tempur. Bagi Angkatan Udara AS, pesawat di usia itu sudah tidak mampu lagi memberikan kinerja optimal.

"Pada 2030-an, pesawat itu akan berusia 40-an, dan itu tidak akan menjadi alat yang tepat untuk pekerjaan itu, terutama ketika kita berbicara tentang membela teman-teman kita seperti Taiwan dan Jepang dan Filipina melawan ancaman China yang tumbuh dan berkembang," ungkap Letjen Hinote dalam wawancaranya dengan Defense News.

Biaya operasional tinggi hingga performa yang tidak maksimal

Hinote mengatakan, jumlah F-22 yang kecil, biaya operasi yang tinggi, hingga kemampuan pertahanan udara musuh yang semakin maju membuat sang Raptor akan sulit bertahan.

Sebagai gambaran, biaya operasional F-22 dengan usia rata-rata 12 tahun adalah sebesar US $ 678 juta. Saat ini Angkatan Udara AS memiliki 186 unit F-22. Jumlah besar ini diprediksi akan semakin mempersulit keuangan militer AS.

Belum lagi, lanjutnya, produksi F-22 dihalangi oleh masalah pasokan suku cadang karena hilangnya produsen peralatan asli. Masalah ini jadi salah satu poin penting yang memaksa F-22 untuk pensiun.

Baca Juga: Lakukan peremajaan, militer Inggris segera datangkan 148 unit tank Challenger 3



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×