kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringatan 76 tahun bom atom Hiroshima sunyi di tengah pandemi


Jumat, 06 Agustus 2021 / 09:00 WIB
Peringatan 76 tahun bom atom Hiroshima sunyi di tengah pandemi


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - HIROSHIMA. Kota Hiroshima memperingati 76 tahun insiden jatuhnya bom atom yang dikirim Amerika Serikat pada masa Perang Dunia II, 6 Agustus 1945.

Upacara tahunan kali ini diperkecil skalanya mengingat pandemi virus corona masih melanda seluruh Jepang. Walikota Hiroshima Kazumi Matsui meminta para pemimpin dunia untuk mendukung perjanjian PBB untuk melarang senjata nuklir.

Dilansir dari Kyodo, momen mengheningkan cipta dilakukan pada hari Jumat (6/8) pukul 08:15 pagi waktu setempat. Waktu tersebut sesuai dengan waktu pengeboman 76 tahun yang lalu.

Bom atom dengan inti uranium bernama "Little Boy" dijatuhkan oleh militer AS di atas kota Hiroshima pada pukul 08:15 pagi, tanggal 6 Agustus 1945.

Bom atom Hiroshima yang membuka pintu keluar dari Perang Dunia II tersebut menewaskan sekitar 140.000 orang berdasarkan perhitungan hingga akhir tahun.

Baca Juga: Jepang batal beli rudal anti-kapal untuk jet tempur F-15 dari AS, ini alasannya

Usai mengheningkan cipta, Walikota Hiroshima memberi pidato yang menyoroti pentingnya menggabungkan upaya individu, terutama di kalangan pemuda, untuk mendorong negara-negara bersenjata nuklir untuk mengubah kebijakan mereka.

"Jalan menuju penghapusan tidak akan mulus, tetapi secercah harapan bersinar dari orang-orang muda yang sekarang menjalankan tugas dari hibakusha (penyintas bom atom)," ungkapnya.

Saat ini hibakusha di Hiroshima dan Nagasaki jumlahnya menurun drastis karena usia mereka yang sudah lanjut. Para pemuda diharapkan bisa meneruskan perjuangan mereka yang menolak penggunaan senjata nuklir.

Matsui menekankan bahwa Hiroshima tidak akan pernah berhenti melestarikan fakta-fakta bencana dan mempromosikan budaya perdamaian di seluruh dunia.

"Senjata nuklir adalah tindakan kekerasan terhebat umat manusia. Jika masyarakat sipil memutuskan untuk hidup tanpanya, pintu menuju dunia bebas senjata nuklir akan terbuka lebar," kata Matsui.

Baca Juga: Jepang dan ASEAN sepakat untuk menjaga kebebasan navigasi di Laut China Selatan




TERBARU

[X]
×