Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Iran membalas dengan serangan roket ke pangkalan Ain al-Asad Irak di mana pasukan AS ditempatkan pada 8 Januari. Tidak ada pasukan AS yang terbunuh atau mengalami cedera tubuh langsung, tetapi lebih dari 100 tentara kemudian didiagnosis dengan cedera otak traumatis.
Baca Juga: Jumlah kematian di Iran akibat wabah corona naik menjadi 2.378 orang
Kemudian, Amerika Serikat menyalahkan Kataib Hezbollah yang didukung Iran atas serangan roket 11 Maret yang menewaskan dua tentara Amerika dan seorang tentara Inggris berusia 26 tahun di Irak. Sehari kemudian, AS melakukan serangan udara terhadap gerilyawannya di Irak.
Phillip Smyth, seorang pakar yang melacak milisi Syiah di lembaga think tank Kebijakan Timur di Washington, mengatakan ia yakin peringatan Trump dipicu oleh munculnya League of the Revolutionaries, sebuah kelompok yang katanya dibentuk untuk memberikan perlawanan kelompok Kataib Hezbollah untuk menyerang target AS.
Amerika Serikat dan Iran juga telah terlibat dalam perang kata-kata atas sanksi AS, yang bertujuan untuk memaksa Iran untuk mengekang program nuklir dan misilnya serta penggunaan proxy dalam konflik di Irak, Lebanon dan Yaman.
Washington telah berulang kali memperketat sanksi, yang dirancang untuk mencekik ekspor minyak Teheran, pada bulan lalu ketika wabah virus corona telah menyebar di Iran. Negara ini merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang paling terpukul oleh virus tersebut.