Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemerintah Rusia dan bank terbesar negara itu, Sberbank, untuk memperkuat kerja sama dengan China dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Instruksi Putin tersebut diterbitkan di situs resmi Kremlin pada Rabu (1/1/2025), tiga minggu setelah Putin mengumumkan rencana Rusia untuk bekerja sama dengan negara-negara BRICS dan mitra lainnya dalam pengembangan AI.
Baca Juga: Lawan Sanksi Barat, Rusia Ciptakan Sistem Pembayaran Domestik Sendiri
Dalam arahannya, Putin meminta pemerintah dan Sberbank untuk: "Memastikan kerja sama lebih lanjut dengan Republik Rakyat China dalam penelitian dan pengembangan teknologi kecerdasan buatan."
Langkah ini dilakukan di tengah sanksi Barat yang membatasi akses Rusia ke teknologi canggih, termasuk ekspor mikrochip oleh produsen utama dunia. Hal ini menjadi hambatan besar bagi ambisi Rusia dalam pengembangan AI.
CEO Sberbank, German Gref, mengakui pada tahun 2023 bahwa unit pemrosesan grafis (GPUs), yang menjadi komponen utama pengembangan AI, merupakan perangkat keras yang paling sulit digantikan oleh Rusia.
Melalui kemitraan dengan negara-negara non-Barat, Rusia berharap dapat menantang dominasi Amerika Serikat dalam teknologi AI, yang dianggap sebagai salah satu teknologi paling penting di abad ke-21.
Putin juga mengumumkan pada 11 Desember bahwa AI Alliance Network baru akan menghubungkan para ahli dari negara-negara BRICS dan negara lain yang berminat untuk bekerja sama dalam pengembangan AI.
Baca Juga: Cara Rusia Lawan Sanksi Barat: Izinkan Pembayaran Kripto di Perdagangan Internasional
Menurut Global AI Index yang dirilis oleh Tortoise Media yang berbasis di Inggris, Rusia berada di peringkat ke-31 dari 83 negara dalam hal penerapan, inovasi, dan investasi AI. Posisi ini jauh tertinggal dibandingkan Amerika Serikat, China, serta anggota BRICS lainnya seperti India dan Brasil.
Kemitraan dengan China dapat menjadi langkah penting bagi Rusia untuk mengatasi keterbatasan teknologinya dan meningkatkan daya saingnya di kancah global. Namun, sanksi dan hambatan teknologi tetap menjadi tantangan besar dalam ambisi AI negara tersebut.