Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Prioritas anggaran Rusia untuk perang di Ukraina membuat pengulangan Luna-25 "sangat tidak mungkin", tambahnya.
Rusia telah mempertimbangkan peran dalam program Artemis NASA hingga 2021, ketika dikatakan akan bermitra sebagai gantinya dalam program bulan China. Beberapa detail dari upaya itu telah diungkapkan.
China melakukan pendaratan lunak pertama di sisi jauh bulan pada tahun 2019 dan merencanakan lebih banyak misi. Perusahaan riset luar angkasa Euroconsult memperkirakan China menghabiskan US$ 12 miliar untuk program antariksa pada tahun 2022.
Peran NASA
Tetapi dengan membuka sumber pendanaan pribadi, NASA telah menyediakan panduan yang diikuti oleh India, kata para pejabat di sana.
SpaceX milik Elon Musk, misalnya, sedang mengembangkan roket Starship untuk bisnis peluncuran satelitnya serta untuk mengangkut astronaut NASA ke permukaan bulan berdasarkan kontrak senilai US$ 3 miliar.
Baca Juga: Puncak Hujan Meteor Bakal Terjadi 12-13 Agustus 2023, Cek Waktu Terbaik Melihatnya
Di luar kontrak itu, SpaceX akan menghabiskan sekitar US$ 2 miliar untuk Starship tahun ini, kata Musk.
Perusahaan luar angkasa AS Astrobotic dan Intuitive Machines sedang membangun wahana pendarat di bulan yang diperkirakan akan diluncurkan ke kutub selatan bulan pada akhir tahun ini, atau pada tahun 2024.
Dan perusahaan seperti Axiom Space dan Blue Origin milik Jeff Bezos sedang mengembangkan penerus yang didanai secara swasta untuk Stasiun Antariksa Internasional. Pada hari Senin, Axiom mengatakan telah mengumpulkan US$ 350 juta dari investor Saudi dan Korea Selatan.
Baca Juga: AS Peringatkan Perusahaan Antariksa tentang Mata-mata Asing yang Ingin Curi Informasi
Antariksa tetap penuh risiko. Upaya terakhir India untuk mendaratkan pesawat tersebut gagal pada tahun 2019, tahun yang sama ketika sebuah startup Israel gagal dalam pendaratan di bulan pertama yang didanai secara swasta. Startup ispace Jepang juga mengalami kegagalan upaya pendaratan tahun ini.
“Mendarat di bulan itu sulit, seperti yang kita lihat,” kata Bethany Ehlmann, profesor di California Institute of Technology, yang bekerja dengan NASA dalam misi tahun 2024 untuk memetakan kutub selatan bulan dan es airnya.
"Selama beberapa tahun terakhir, bulan sepertinya menjadi 'pemakan' pesawat antariksa."