kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Perluas pengaruh di Afrika, Rusia berencana bangun pangkalan angkatan laut di Sudan


Selasa, 21 September 2021 / 10:10 WIB
Perluas pengaruh di Afrika, Rusia berencana bangun pangkalan angkatan laut di Sudan


Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Dalam rangka memperluas pengaruhnya di Afrika, Rusia berencana membangun pangkalan angkatan laut baru di Sudan. Saat ini negosiasi antara kedua negara sedang berlangsung.

Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov pada hari Senin (20/9), mengatakan bahwa diadakan dengan partisipasi Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Wakil Presiden Khusus Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika.

"Masalah ini harus ditujukan kepada pejabat pertahanan kita. Mereka mengadakan negosiasi dan seorang wakil menteri pertahanan berkunjung ke sana," ungkap Bogdanov, seperti dikutip TASS.

Pada awal Desember 2020 lalu, Rusia dan Sudan telah menandatangani kesepakatan untuk membangun pangkalan logistik angkatan laut Rusia di Sudan. Pangkalan logistik ini dirancang untuk melakukan perbaikan, mengisi kembali persediaan dan akan menjadi titik peristirahatan awak angkatan laut Rusia.

Baca Juga: Trump: Senjata AS yang tertinggal di Afghanistan bisa direkayasa China dan Rusia

Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Sudan ini akan berdiri di wilayah yang menghadap ke Laut Merah. Artinya, pangkalan ini akan berhadapan dengan wilayah Arab Saudi, Yordania, Yaman, dan Israel, serta ada di garis pantai yang  sama dengan Mesir.

Melansir TASS, berdasarkan dokumen perjanjian, personel angkatan laut yang ada di pangkalan tidak boleh melebihi 300 orang dalam satu waktu. Jumlah kapal yang bersandar di pangkalan angkatan laut tersebut juga dibatasi, tidak boleh lebih dari empat kapal pada satu waktu.

Pada bulan Juni lalu, Kepala Staf Umum Sudan Muhammad Othman al-Hussein dalam wawancaranya dengan kanal TV Blue Nile, mengatakan bahwa saat ini kedua negara sedang berupaya merevisi berbagai aspek dalam kesepakatan yang telah disahkan bulan Desember lalu.

Proses revisi perlu dilakukan agar keberadaan pangkalan militer Rusia di Sudan benar-benar bisa memberikan manfaat bagi kedua negara, terutama di sektor pertahanan. 

Selanjutnya: Penerus S-400 Triumph, Rusia mulai menyebar sistem pertahanan udara terbaru



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×