kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan investor ritel atas saham IPO Aramco capai US$ 5,8 miliar


Selasa, 26 November 2019 / 23:06 WIB
Permintaan investor ritel atas saham IPO Aramco capai US$ 5,8 miliar
ILUSTRASI. Minat investor ritel atas penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) Saudi Aramco rupanya cukup bagus, Saudi Arabia November 3, 2019. REUTERS/Hamad I Mohammed


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor ritel atas penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) Saudi Aramco rupanya cukup bagus. Permintaan dari investor retail disebut mencapai 21,77 miliar Saudi Arabia Riyal (SAR) atau sekitar US$ 5,8 miliar.

Lead Manager Samba Capital seperti dikutip Reuters mengatakan, penjualan dari segmen retail sejauh ini telah mencapai 680.254.540 lembar saham. Padahal sebelumnya, perusahaan minyak raksasa milik Arab Saudi itu hanya berencana menjual hingga 0,5% sahamnya kepada investor ritel individu.

Baca Juga: Bahas kilang Cilacap, Pertamina kembali jajaki dua opsi dengan Saudi Aramco

Pemasaran saham IPO Aramco untuk retail berakhir pada Selasa (26/11). Sementara penjualan saham untuk institusi masih akan berlangsung hingga pada 28 November mendatang.

Saudi Aramco, berencana melepas 1,5% atau sekitar 3 miliar saham ke publik dengan harga penawaran antara 30-32 riyal per saham. Dengan harga penawaran tersebut, Saudi Aramco akan menghimpun dana sekitar US$ 25,6 miliar atau sekitar Rp 360,39 triliun.

Penawaran umum perdana saham atau IPO Aramco itu berpotensi mengalahkan rekor IPO Alibaba, yang berhasil meraup $25 miliar saat melepas saham di bursa saham New York pada 2014.

Baca Juga: Arab Saudi batal libatkan bank-bank Wall Street dalam IPO Aramco

Setelah berbagai penundaan, akhirnya Aramco memulai proses IPO pada 3 November lalu. Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang mengusulkan ide itu hampir empat tahun lalu, sedang mencari dana segar untuk diinvestasikan pada industri-industri non migas.

Selain itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga ingin menciptakan lapangan kerja dan mendiversifikasi perekonomian kerajaan itu agar tidak bergantung pada hasil penjualan minyak.

Sementara sumber Reuters yang lain menyebutkan, Eksekutif Saudi Aramco bertemu pejabat Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yakni perusahaan Sovereign Wealth Funds BUMN pada Senin (25/11) untuk membahas potensi investasi dalam penjualan saham raksasa minyak itu.

Baca Juga: Jika tak ada kesepakatan soal RDMP Cilacap, pemerintah tawarkan opsi ini bagi Aramco

Aramco telah berjuang untuk menarik landasan utama atau jangkar investor untuk IPO-nya yang berpotensi menjadi yang terbesar di dunia. Selain mendekati ADIA, Aramco juga telah mendekati Kuwait Investment Authority (KIA) dan GIC Singapura.

Pertemuan antara Aramco dan ADIA yang menjadi perusahaan pengelolaan kekayaan negara terbesar di dunia itu dilakukan terpisah dengan road show yang dilakukan terhadap investor di Abu Dhabi.

Seorang juru bicara ADIA menolak berkomentar saat dikonfirmasi Reuters, sementara Aramco mengatakan tidak mengomentari pertemuan investor khusus.

Baca Juga: Sumber: Saudi Aramco tidak berencana melakukan IPO di Amerika

"Aramco telah meningkatkan perlengkapannya bulan ini. Namun kelihatannya, penjualan saham Aramco selaris yang diharapkan Kerajaan Saudi. Dan rencana untuk penjualan ini diikuti oleh listing internasional tampaknya telah kehilangan momentum," kata Capital Economics yang berbasis di London dalam risetnya.

Perusahaan juga telah membatalkan roadshow pemasaran untuk listing di luar Teluk karena kurangnya minat dari investor institusi asing. Beberapa investor, yang menghadiri road show Aramco di Abu Dhabi pada hari Senin, juga menyatakan perasaan campur aduk tentang berinvestasi dalam kesepakatan.




TERBARU

[X]
×