Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
Dari 16 insiden pembajakan dan perompakan bersenjata, 13 di antaranya berada di Jalur Timur, yang sebagian besar di perairan Indonesia.
“Ada peningkatan insiden berturut-turut di jalur menuju Timur tahun ini. Kami menyarankan, untuk meningkatkan pengawasan dan patroli oleh negara-negara sekitar," kata Kuroki.
Dia juga mendesak Singapura, Malaysia, dan Indonesia untuk meningkatkan pertukaran informasi dan koordinasi. Lalu, bagi para kru untuk “melakukan kewaspadaan sepenuhnya”.
Baca Juga: Waspada! Kasus perompakan di Selat Singapura naik tajam
Menurut ReCAAP, sebagian besar kapal korban pembajakan dan perompakan bersenjata di Selat Singapura adalah kapal curah, kapal tanker, dan kapal tunda.
"Jumlah pelaku (dalam satu insiden) sebagian besar adalah dua hingga enam orang dan senjata yang dibawa oleh pelaku dalam tiga kasus adalah pisau, tetapi dalam kebanyakan kasus senjata tidak disebutkan dalam laporan," ujar Kuroki.
Salah satu dari 16 insiden tahun ini membuat anak buah kapal terluka. Dan, barang-barang utama yang menjadi sasaran perompak adalah suku cadang mesin dan besi tua pada kapal tongkang.
Baca Juga: Perompak menyerang kapal kargo Korea di dekat Selat Singapura
Penangkapan di Selat Singapura terjadi pada 16 Maret lalu, setelah kru melihat para pelaku di bengkel ruang mesin dan menahan mereka. "Angkatan Laut Indonesia menangkap tiga pelaku," kata Kuroki.