kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertama kalinya, angka kematian di Korea Selatan lebih tinggi dari angka kelahiran


Senin, 04 Januari 2021 / 13:56 WIB
Pertama kalinya, angka kematian di Korea Selatan lebih tinggi dari angka kelahiran
ILUSTRASI. Pertama kalinya, angka kematian di Korea Selatan lebih tinggi dari angka kelahiran.


Sumber: BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan mencatat lebih banyak angka kematian dari angka kelahiran sepanjang 2020 lalu. Catatan tersebut juga jadi yang pertama kalinya terjadi di negeri ginseng.

Melansir dari BBC, hanya 275.800 bayi yang lahir di 2020 lalu, turun 10% dari 2019. Sementara angka kematian yang tercatat pada tahun lalu mencapai 307.764.

Catatan tersebut mendorong Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan untuk menyiapkan perubahan mendasar pada kebijakannya. Korea Selatan  merupakan negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.

Angka kelahiran yang lebih rendah dari kematian memberikan ancaman penurunan drastis pada populasi sebuah negara. Akibatnya, akan ada banyak sektor yang kekurangan sumber daya manusia di masa depan.

Penurunan populasi kaum muda juga menyebabkan kekurangan tenaga kerja yang berdampak langsung pada perekonomian.

Baca Juga: Korea Selatan memperluas larangan pertemuan sosial secara nasional

Bulan lalu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah meluncurkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi tingkat kelahiran yang rendah, termasuk insentif tunai untuk keluarga.

Di bawah kebijakan baru tersebut, setiap anak yang lahir mulai 2022 akan menerima bonus tunai sebesar 2 juta won untuk membantu menutupi biaya prenatal.

Bukan cuma itu, setiap anak juga akan menerima bantuan bulanan sebesar 300.000 won hingga usia bayi mencapai satu tahun. Insentif akan meningkat menjadi 500.000 won setiap bulan mulai 2025.

Faktor penyebab rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan

BBC melaporkan, faktor terbesar dari rendahnya angka kelahiran adalah karena kebanyakan wanita di Korea Selatan kesulitan untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan tuntutan hidup lainnya. 

Baca Juga: Korea Selatan sudah temukan sembilan kasus varian baru virus corona




TERBARU

[X]
×