kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.978.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.436   -55,00   -0,33%
  • IDX 7.721   -109,77   -1,40%
  • KOMPAS100 1.076   -13,67   -1,25%
  • LQ45 786   -10,66   -1,34%
  • ISSI 262   -3,12   -1,18%
  • IDX30 408   -5,74   -1,39%
  • IDXHIDIV20 474   -6,50   -1,35%
  • IDX80 119   -1,48   -1,23%
  • IDXV30 128   -1,01   -0,78%
  • IDXQ30 132   -1,82   -1,37%

Pertemuan Modi–Xi di Tianjin: India dan China Sepakat Pulihkan Hubungan Bilateral


Senin, 01 September 2025 / 13:26 WIB
Pertemuan Modi–Xi di Tianjin: India dan China Sepakat Pulihkan Hubungan Bilateral
ILUSTRASI. Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan komitmennya untuk memperbaiki hubungan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.


Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan komitmennya untuk memperbaiki hubungan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) pada Minggu (31/8).

Pertemuan ini menandai momen penting setelah hubungan kedua negara mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir akibat bentrokan mematikan di perbatasan Himalaya.

Latar Belakang Hubungan yang Membeku

Ketegangan antara India dan Tiongkok meningkat tajam sejak bentrokan berdarah di Lembah Galwan, Ladakh pada 2020 yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan 4 tentara Tiongkok. Sejak itu, hubungan diplomatik hampir membeku, disertai pengerahan militer di sepanjang perbatasan yang belum jelas demarkasinya.

Upaya mencair mulai terlihat tahun lalu ketika kedua negara menandatangani perjanjian patroli perbatasan dalam pertemuan yang dimediasi Rusia. Kesepakatan tersebut membuka jalan bagi normalisasi bertahap hubungan kedua negara.

Baca Juga: India dan China Sepakat Tingkatkan Hubungan Dagang di Tengah Tekanan AS

Tekanan AS Jadi Pemicu Rapprochement

Selain faktor historis, dinamika geopolitik global ikut mendorong India dan Tiongkok untuk mempercepat rekonsiliasi. Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor besar-besaran terhadap kedua negara, termasuk tarif 50% untuk India (gabungan bea masuk 25% ditambah penalti 25% karena masih membeli minyak Rusia).

Langkah ini berisiko menekan perekonomian India, yang bergantung pada AS sebagai pasar ekspor terbesar. Tiongkok menentang kebijakan tarif tersebut, dengan Duta Besar Xu Feihong menyatakan Beijing akan “berdiri teguh bersama India.”

Dalam semangat SCO yang mendorong persatuan menghadapi tekanan Barat, Modi menekankan bahwa hubungan India–Tiongkok tidak boleh dilihat melalui “lensa negara ketiga.”

Pernyataan Modi dan Xi: Fokus pada Perdagangan dan Stabilitas

Dalam pertemuan di Tianjin, kedua pemimpin sepakat untuk:

  • Tidak membiarkan isu perbatasan mendefinisikan keseluruhan hubungan bilateral.

  • Mengembangkan kerja sama perdagangan dan investasi, serta mengurangi defisit perdagangan India dengan Tiongkok.

  • Menciptakan suasana damai dan stabil di sepanjang perbatasan Himalaya.

“Kami berkomitmen memajukan hubungan berdasarkan rasa saling menghormati, saling percaya, dan sensitivitas bersama,” ujar Modi.

Xi menegaskan kembali bahwa hubungan bilateral dapat “stabil dan berjangka panjang” bila India dan Tiongkok memandang satu sama lain sebagai mitra, bukan rival.

Baca Juga: Ekonomi India Tumbuh 7,8% di Kuartal II 2025, Kuat Meski Dihantam Tarif Tinggi AS

Langkah Nyata: Penerbangan Langsung Kembali Dibuka

Sebagai bagian dari normalisasi hubungan, Modi mengumumkan bahwa penerbangan langsung antara India dan Tiongkok, yang sempat ditangguhkan sejak 2020, akan segera dibuka kembali meskipun belum ada jadwal pasti.

Xi berharap pertemuan di Tianjin dapat “lebih meningkatkan” dan “mempromosikan perkembangan yang sehat, berkelanjutan, dan stabil” dalam hubungan bilateral.

Prospek Hubungan India–Tiongkok

Dengan berbagi perbatasan sepanjang 3.488 km yang masih disengketakan – dari Ladakh hingga Arunachal Pradesh – stabilitas hubungan India dan Tiongkok menjadi krusial, tidak hanya bagi kawasan Asia tetapi juga tatanan global.

Jika kesepakatan politik dan ekonomi yang dicapai di Tianjin dapat diimplementasikan, hubungan kedua negara berpeluang bergerak dari rivalitas menuju kemitraan strategis jangka panjang, meski bayang-bayang sengketa perbatasan tetap membayangi.

Selanjutnya: Kenalkan Ryt Bank, Bank Pertama di Malaysia yang Didukung AI

Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank Mega di September 2025




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×