Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Pada kuartal III ini, tingkat perekonomian China diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yang terendah dalam empat tahun belakangan. Hal ini tentunya akan semakin menambah tekanan bagi Pemerintah China untuk melakukan pemangkasan suku bunga dan penghematan anggaran belanja pemerintah sehingga mencegah perekonomian China semakin terpuruk.
Berdasarkan nilai tengah 12 analis yang disurvei Bloomberg, Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Panda tersebut hanya akan tumbuh 9,7% dibanding tahun sebelumnya. Angka tersebut mengalami penurunan 10,1% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kabarnya, data pasti mengenai perekonomian China ini bakal dirilis pada 20 Oktober mendatang.
Asal tahu saja, China sudah memangkas tingkat suku bunganya sebanyak dua kali. Pemerintah China juga melonggarkan pengontrolan terhadap pinjaman bank seiring terjadinya resesi global yang mengancam penurunan permintaan ekspor. Gubernur bank sentral China Zhou Xiaochuan pada 15 Oktober lalu bilang, para penentu kebijakan di China harus melakukan upaya lebih untuk meningkatkan permintaan domestik dan konsumsi di negara dengan perekonomian terbesar ke empat tersebut.
“Kami melihat permintaan ekspor dari AS dan Uni Eropa akan mengalami penurunan tajam seiring dengan adanya krisis. Padahal, AS dan Eropa merupakan pasar utama barang ekspor China,
Selain itu, sepanjang tahun ini, CSI Index mengalami penurunan 66%. Adanya pelemahan dalam sektor properti juga mendorong kemerosotan index.