Reporter: Asnil Bambani Amri, BBC | Editor: Asnil Amri
NEW DELHI. India mencatat pertumbuhan ekonom paling lambat sejak tahun 2003 pada kuartal I tahun ini. Perlambatan ekonomi ini terjadi karena adanya kesejangan perdagangan dan kebijakan investasi yang tidak menggembirakan.
Produk domestik bruto (PDB) India hanya tumbuh 5,3% di kuartal I ini turun ketimbang pertumbuhan PDB waktu yang sama tahun lalu sebesar 6,1%. Sebelumnya, analis berharap, angka pertumbuhan India pada kuartal I tahun ini kurang lebih sama dengan tahun lalu.
Saat ini, India sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia berjuang menjaga inflasi dan pelemahan mata uang. Sejak Juli tahun lalu, rupee India mencatat penurunan terbesar di antara mata uang Asia, jatuh lebih dari 27% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Ini mengejutkan karena pertumbuhan lebih rendah dari posisi terendah selama krisis keuangan," kata Anubhuti Sahay dari Standard Chartered Bank di Mumbai.
Wartawan BBC Yogita Limaye di Mumbai mengatakan, hanya setahun yang lalu India bercita-cita untuk mengejar pertumbuhan dua digit. Tetapi, perlambatan ekonomi global mengurangi ekspor India. Kondisi ini diperparah oleh inflasi akibat lemahnya rupee terhadap dollar.
Perdana Menteri India Manmohan Singh, mengakui, awal bulan ini pemerintahnya harus berbuat lebih banyak untuk mendapatkan ekonomi yang tumbuh cepat lagi. Sementara itu, pemerintah saat ini terjebak dalam membunuh skandal korupsi.
Reformasi kebijakan utama, termasuk mengizinkan investasi asing di sektor ritel India telah ditunda di parlemen selama lebih dari setahun. Penundaan ini membuat khawatir investor asing, dan mengancam investment grade dari lembaga peringkat kredit.
"Ini jelas merupakan sinyal yang sangat penting bagi pemerintah. Ini akan merusak India dan pemerintah harus menginjak tombol panik," kata Rupa Rege Nitsure, kepala ekonom di Bank of Baroda di Mumbai.
"Jika pemerintah tidak turun tangan sekarang, peringkat surat utang negara India mungkin terancam," tambah Rupa.