Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Tingkat produksi industri China mengalami pertumbuhan paling rendah dalam 11 bulan terakhir pada Juli lalu. Ada beberapa penyebab utamanya, yakni dilakukannya pemangkasan kredit serta menutup sejumlah pabrik agar target efisiensi energi tercapai yang dilakukan pemerintah.
Berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik di Beijing, tingkat produksi hanya mengalami peningkatan sebesar 13,4% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, tingkat inflasi mencapai 3,3%, yang merupakan inflasi tercepat dalam 21 bulan terakhir.
Data yang dirilis di China ini semakin memperkuat anggapan bahwa pertumbuhan negara dengan ekonomi ketiga terbesar dunia itu semakin melamban. Turunnya permintaan dari Negeri Tirai Bambu dipastikan akan mempengaruhi perekonomian negara-negara di Asia lainnya. Sebut saja Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
"Pemerintah China harus hari-hati dalam menerapkan kebijakan terkait industri properti dan energi. Sebaiknya terapkan kebijakan yang tidak terlalu drastis," jelas Liu Li Gang, ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Hongkong.