Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Industri makanan di dunia kini berlomba untuk mengurangi konsumsi plastik yang telah menjadi isu besar. Bahkan Nestlé mengatakan bersedia mengeluarkan lebih dari US$ 2 miliar untuk mengurangi masalah ini.
Dilansir dari CNN, perusahaan makanan terbesar di dunia ini mengatakan bahwa mereka akan memotong pos lain dari bisnisnya agar bisa mengalokasikan dana lebih dari 1,5 miliar franc Swiss atau US$ 1,6 miliar untuk membeli 2 juta metrik ton plastik daur ulang hingga 2025.
Baca Juga: Taliban terbuka gencatan senjata 10 hari dengan AS bila perundingan di Doha berhasil
Nestlé mengatakan akan membayar di atas harga pasar untuk bahan daur ulang yang merupakan bagian dari strateginya untuk mengurangi kekurangan plastik bekas yang cocok untuk kemasan makanan.
Hal ini pun diharapkan bisa memikat pemasok plastik bekas ke dalam pasar bisnis baru tersebut. Nestlé yakin hal itu akan membantu perusahaan memenuhi tujuannya mengurangi penggunaan plastik baru hingga sepertiganya pada tahun 2025.
"Membuat plastik daur ulang yang aman untuk makanan adalah tantangan besar bagi industri kami," kata Mark Schneider, Kepala Eksekutif Nestlé (NSRGF).
"Itulah sebabnya selain meminimalkan penggunaan plastik dan mengumpulkan limbah, kami ingin menutup lingkaran dan membuat lebih banyak plastik dapat didaur ulang tanpa batas," tambahnya.
Baca Juga: Bank of Korea mempertahankan suku bunga, didorong pemulihan ekonomi
Sander Defruyt, pakar plastik di Ellen MacArthur Foundation, mengatakan bahwa perusahaan makanan memiliki tantangan yang lebih besar daripada perusahaan konsumen lain dalam hal mengganti kemasan plastik.