Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Industri Militer Arab Saudi (SAMI) milik negara menargetkan untuk menghasilkan pendapatan tahunan US$ 5 miliar pada tahun 2030, kepala eksekutifnya mengatakan pada hari Senin, hal tersebut bagian dari dorongan untuk membangun lebih banyak peralatan pertahanan di dalam kerajaan.
Arab Saudi, salah satu pembeli senjata asing terbesar di dunia, mendirikan SAMI pada 2017 untuk memangkas ketergantungannya pada senjata impor dan sistem militer.
Pemerintah bermaksud untuk menghabiskan 50% dari anggaran militernya pada tahun 2030 untuk peralatan yang dibuat di wilayahnya.
Di lansir dari Reuters, Senin (22/2), Kepala Eksekutif Walid Abukhaled mengatakan kepada Reuters di pameran pertahanan Idex Abu Dhabi bahwa SAMI bermaksud untuk menjadi salah satu dari 25 perusahaan pertahanan top dunia pada tahun 2030.
"Berada di 25 perusahaan teratas pada tahun 2030, anda akan melihat pendapatan perusahaan US$ 5 miliar pada setahun ke depan," katanya.
Baca Juga: Kembangkan senjata, Arab Saudi alokasikan anggaran jumbo ke industri militer
Abukhaled, yang tidak memberikan angka untuk pendapatan perusahaan saat ini, mengambil alih sebagai CEO pada bulan April.
Dia memberikan target yang lebih konservatif daripada pendahulunya yang mengatakan pada tahun 2019 ingin SAMI menjadi salah satu dari 10 perusahaan pertahanan teratas di dunia pada tahun 2030. Abukhaled mengatakan belum ada pergeseran strategi besar.
Abukhaled mengatakan, SAMI akan menandatangani kesepakatan pada hari Senin dengan NIMR, sebuah perusahaan di negara tetangga Uni Emirat Arab yang membangun kendaraan militer, untuk mendirikan manufaktur di Arab Saudi.
SAMI pada hari Minggu menandatangani perjanjian usaha patungan dengan perusahaan AS Lockheed Martin, yang terlibat dalam pemasangan sistem pertahanan rudal senilai US$ 15 miliar di Arab Saudi.
Abukhaled menyebut, SAMI sedang mengembangkan sistem untuk melawan drone, sebuah langkah yang akan membantu menangani serangan drone yang sering diluncurkan di kerajaan oleh gerakan Houthi Yaman.
"Pada akhirnya tujuan utama kami adalah untuk benar-benar melayani angkatan bersenjata (Arab Saudi), ujar Abukhaled.