kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan robotika Berkshire Grey akan IPO lewat skema SPAC senilai US$ 2,7 miliar


Kamis, 25 Februari 2021 / 15:21 WIB
Perusahaan robotika Berkshire Grey akan IPO lewat skema SPAC senilai US$ 2,7 miliar
ILUSTRASI. Bursa saham AS. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan robotika yang didukung oleh SoftBank, Berkshire Grey menyatakan pihaknya telah setuju untuk melangsungkan go public melalui merger dengan perusahaan cek kosong. Kesepakatan ini diperkirakan akan membawa valuasi perusahaan gabungan tersebut mencapai US$ 2,7 miliar. 

Melansir Reuters, Kamis (25/2) kesepakatan dengan Revolution Acceleration Acquisition Corp ini diharapkan bisa memberikan Berkshire Grey dana segar sekitar US$ 413 juta. Optimisme ini datang dari survei yang menyebut pembuat sistem otomasi logistik sedang naik daun di tengah lonjakan belanja online selama pandemi Covid-19. 

Berkat pemberitaan itu, saham Revolution Acceleration melonjak 18,8% pada hari Rabu (24/2) lalu. "Baik itu rantai pasokan ritel, e-commerce, grosir atau pemenuhan paket, ada misi penting untuk mengotomasikannya. Peran Berkshire Grey sangat penting agar hal itu terjadi dengan memakai teknologi terbaik di kelasnya," kata John Delaney, CEO Revolution Acceleration. 

Baca Juga: Filipina jadi negara terakhir di Asean yang gelar vaksinasi Covid-19

Delaney, yang merupakan mantan Anggota Kongres AS ini telah meluncurkan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) pada bulan Desember 2020 lalu. Rencananya, Dia akan bergabung dengan jajaran manajemen Berkshire Grey setelah transaksi tersebut rampung. 

Sebagai informasi, Berkshire didirikan pada tahun 2013 silam oleh Tom Wagner yang juga merupakan CEO perusahaan. Perusahaan bentukannya ini berfokus mengembangkan sistem otomatisasi logistik berbasis kecerdasan buatan yang sudah digunakan oleh pelanggannya seperti Walmart Inc, Target Corp, dan FedEx Corp di gudang dan pusat distribusi mereka. Tahun lalu Berkshire, mencatatkan total laba sebesar US$ 35 juta di tengah pandemi. 

Hasil dari kesepakatan itu termasuk investasi swasta sebesar US$ 165 juta yang ditambatkan oleh investor modal ventura Chamath Palihapitiya dan dana dari rekening yang dikelola BlackRock Inc. 

Palihapitiya telah menjadi sponsor paling produktif dari SPAC, lewat usahanya menggabungkan beragam perusahaan. Mantan pejabat eksekutif Facebook Inc juga telah mengambil bagian dalam putaran investasi swasta dan ekuitas publik (PIPE) dari perusahaan yang go public melalui kesepakatan SPAC, termasuk penyedia teknologi percetakan 3D Desktop Metal, penambang tanah MP Material Corp dan manufaktur bus listrik Proterra. 

Baca Juga: Traveloka bakal luncurkan layanan keuangan di Thailand dan Vietnam

Investor Berkshire Grey saat ini terdiri dari, firma modal ventura Khosla Ventures, SoftBank Group Corp, Canaan Partners dan New Enterprise Associates. Seluruh investor itu bencana untuk menggulirkan seluruh saham ekuitas mereka ke dalam entitas gabungan. 

Sebagai informasi saja, SPAC adalah perusahaan yang menjadi wadah untuk mengumpulkan uang dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) untuk mengejar akuisisi di kemudian hari. Mereka berfungsi sebagai alternatif dari IPO tradisional untuk perusahaan yang ingin memasuki pasar publik. Adapun, dalam rencana aksi korporasi Berkshire Grey dan Revolution Acceleration nantinya Credit Suisse dan J.P. Morgan yang akan menjabat sebagai penasihat keuangan eksklusif. 

Selanjutnya: Nyatakan kemenangan total dalam berantas kemiskinan, Xi Jinping: Ini keajaiban China




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×