Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada bulan November 2022, Pentagon merilis Laporan Kekuatan Militer China tahunannya. Laporan ini mencakup sejumlah peta untuk mengilustrasikan penilaian terbarunya atas kemampuan dan jangkauan militer China.
Melansir Business Insider, salah satu peta itu menawarkan gambaran terperinci tentang Kepulauan Spratly, yakni daerah yang sangat dipersengketakan di Laut China Selatan yang telah menjadi sumber ketegangan antara China dan tetangganya yang lebih kecil.
Enam negara mengklaim semua atau sebagian pulau dan fitur di Spratly. Upaya reklamasi dan perbentengan China di sana selama beberapa dekade terakhir telah menjadikan pulau-pulau yang dikuasainya sebagai pulau yang paling bersenjata dan paling mengesankan.
China tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengurangi penumpukan atau menyusutkan kehadirannya, bahkan menambah kompleksitas ke salah satu wilayah paling dinamis di dunia.
Baca Juga: Inilah Strategi Taiwan Hadapi Ancaman Serangan China
Posisi berbahaya China
Peta itu, salah satu dari beberapa laporan yang menggambarkan pasukan China, menunjukkan klaim saat ini di Kepulauan Spratly serta fasilitas China di sana.
Klaim teritorial dan landas kontinen China, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam ditunjukkan dengan beberapa garis yang tumpang tindih. Peta tersebut juga memberikan lokasi kasar untuk tujuh pos China, termasuk tiga lapangan udara, dan 63 pos terdepan lainnya di Spratly.
"Pos terdepan China mampu mendukung operasi militer dan telah mendukung pesawat non-tempur. Namun, belum ada kehadiran pesawat tempur skala besar yang diamati di sana," kata laporan Pentagon.
Laporan itu juga mengatakan bahwa rudal dan sistem senjata lainnya di pos terdepan yang dikuasai China adalah sistem senjata berbasis darat yang paling mumpuni yang digunakan oleh pihak yang mengklaim di Laut China Selatan yang disengketakan hingga saat ini.
Operasi militer China di Laut China Selatan diawasi oleh Komando Teater Selatan, yang merupakan salah satu komando teater terbesar dan terpenting di China.
Baca Juga: Cemas Serangan China, Filipina-AS Memulai Latihan Bersama & Libatkan 3.000 Pasukan
Unit angkatan darat, laut, dan udara dari Tentara Pembebasan Rakyat berbasis di sepanjang pantai selatan China, termasuk di Pulau Hainan, yang merupakan rumah bagi pangkalan utama PLA dan menampung brigade rudal Angkatan Roket PLA.
Komando Teater Selatan dan Komando Teater Timur yang berdekatan akan terlibat dalam setiap operasi militer Tiongkok melawan Taiwan. Tindakan baru-baru ini oleh pasukan tersebut di sekitar Taiwan, serta aktivitas China yang sedang berlangsung di Laut China Selatan, telah mengkhawatirkan para komandan AS.
"Tentara PLA dan Pasukan Roket PLA serta Pasukan Pendukung Strategis berada dalam posisi berbahaya," kata Jenderal Charles Flynn, panglima Angkatan Darat Pasifik AS, pada acara think-tank di bulan Februari.
"Mereka berlatih, mereka berolahraga, mereka bereksperimen di wilayah tersebut," kata Flynn, mengutip aktivitas PLA di sekitar Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR saat itu Nancy Pelosi pada bulan Agustus dan dataran tinggi.
Baca Juga: Taiwan Siapkan Ribuan Drone untuk Hadapi Ancaman Perang Asimetris dengan China
Selain itu, balon mata-mata yang menurut pejabat AS diluncurkan dari Pulau Hainan pada akhir Januari, melayang di atas Amerika Utara beberapa hari kemudian.
"Keduanya adalah kasus perilaku yang sangat tidak bertanggung jawab dan agresif," kata Flynn. "Wilayah melihat itu dan mereka tidak menyukai apa yang mereka lihat."