Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Janji China untuk membeli barang-barang pertanian AS berdasarkan “kondisi pasar” saat penandatanganan perjanjian perdagangan Fase 1 pada hari Rabu menambah keraguan di kalangan petani dan pedagang komoditas atas berlarut-larutnya tarif ekspor AS.
Melansir Reuters, perjanjian tersebut meliputi janji China untuk membeli produk tambahan pertanian AS senilai US$ 12,5 miliar pada tahun 2020 dan setidaknya U$ 19,5 miliar melampaui level 2017 senilai US$ 24 miliar pada tahun 2021.
Desakan Presiden AS Donald Trump pada komitmen besar China untuk membeli produk pertanian adalah titik utama dalam pembicaraan menjelang penandatanganan. Namun, sumber Reuters bilang, China menginginkan kebebasan untuk membeli berdasarkan permintaan pasar.
Baca Juga: Penyelesaian sengketa dalam kesepakatan dagang AS-China bertujuan cegah pembalasan
Wakil Perdana Menteri China Liu He, saat berdiri di samping Trump, mengatakan pada hari Rabu mengatakan perusahaan-perusahaan China akan membeli produk-produk Amerika "berdasarkan kondisi pasar."
Pernyataan itu menyebabkan harga kontrak berjangka kedelai AS, produk pertanian AS yang dikirim ke China dengan nilai terbesar sebelum perang dagang, melorot 1%.
"Harga kedelai melorot setelah itu," kata Terry Reilly, analis komoditas senior di Futures International kepada Reuters. “Ketika pasar menentukan itu artinya mereka mungkin tidak kembali selama 36 bulan. Siapa tahu? Itu berarti mereka kembali ketika mereka membutuhkannya dan harganya tepat."
Baca Juga: Kesepakatan perdagangan mendukung pembukaan sektor keuangan China
Harga acuan kedelai di Chicago Board of Trade Maret Futures, kini telah terpangkas hampir semua keuntungan sejak kesepakatan itu diumumkan pada 13 Desember. Teks perjanjian yang diterbitkan pada hari Rabu tidak merinci produk mana yang ingin dibeli China.
"Saya tidak tahu apakah pasar kedelai pernah diyakinkan apakah kami akan melihat rekor pembelian kedelai," kata Joe Vaclavik, presiden Standard Grain, seorang pialang seperti yang dikutip Reuters. "Itu tidak pernah diperdagangkan seperti itu."
Ted Seifried, kepala ahli strategi dengan broker Zaner Group di Chicago mengatakan kurangnya kontrak pembelian spesifik juga cukup mengecewakan.