Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Di Israel, hanya satu dari empat (25 %) mengatakan mereka memilikin semua informasi yang dibutuhkan. Di Australia di bawah setengah (43 %). Hasil berbeda jika dibandingkan dengan Hong Kong (66 %), Italia (64 %), dan Brasil (62 %).
Baca Juga: Rokok elektrik lebih aman dibanding rokok konvensional, mitos atau fakta?
Adapun permintaan akan informasi cukup kuat di mana 90 % masyarakat mengetahui rokok elektrik. Hampir tujuh dari 10 (68 %) perokok saat ini mengatakan, mereka akan lebih cenderung mempertimbangkan untuk beralih ke alternatif yang lebih baik, seperti produk tembakau yang dipanaskan atau rokok elektrik, jika memiliki panduan lebih jelas tentang produk-produk tersebut yang berbeda dari rokok.
Dari 13 negara, pertimbangan terkuat untuk beralih, setelah mendapatkan hasil dari informasi yang lebih baik, ditunjukkan oleh negara-negara Amerika Latin. Brasil dan Meksiko (masing-masing 85 %) serta Argentina (80 %). Adapun yang terendah justru dari negara-negara di Eropa, seperti Jerman (51 %) dan Denmark (47 %).
“Kami menciptakan Gerakan untuk membantu dunia tidak merokok,” kata Marian Salzman, Senior Wakil Presiden Komunikasi Global PMI.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) mencatat kenaikan laba 10,8% pada Semester I-2019
Menurut Marian, hasil kajian ini merupakan salah satu jajak pendapat lintas budaya terbesar yang pernah dilakukan tentang dampak merokok terhadap hubungan.
“Mereka menunjukkan kepada kita di mana terdapat perbedaan dalam nilai-nilai sosial. Tetapi yang lebih penting mereka mengungkapkan kesamaan yang akan membantu inisiatif #unsmkoeyourworld berpindah dari orang ke orang, kota ke kota, dan perokok menjadi tidak merokok untuk membawa perubahan global,” katanya.