Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. SoftBank Group Corp tengah menyiapkan gelombang PHK terbaru bagi karyawannya. Perusahaan investasi asal Jepang ini sebelumnya sebanyak 30% di tahun fiskal lalu.
Mengutip Bloomberg (22/6), ada sekitar 13% karyawan di unit bisnis Vision Fund yang akan merasakan gelombang tersebut. Unit investasi ini memiliki sekitar 349 orang secara global pada akhir Maret kemarin.
Kabar tersebut akhirnya membuat saham SoftBank turun sebanyak 1,8% pada perdagangan pagi di Tokyo Kamis (22/6), memangkas kenaikan yang dibuat awal pekan ini.
Baca Juga: SoftBank Dikabarkan Segera Lakukan PHK di Unit Bisnis Vision Fund
Pemangkasan tersebut tampaknya memang wajar mengingat kerugian lima kuartal berturut-turut di Vision Fund, mencerminkan lingkungan yang sulit untuk investasi teknologi.
Valuasi perusahaan rintisan global merosot, dirugikan oleh meningkatnya kehati-hatian di sekitar perusahaan yang merugi karena kenaikan suku bunga, meluasnya kelesuan ekonomi, dan runtuhnya likuiditas dampak dari Silicon Valley Bank.
Dana investasi raksasa yang didirikan Masayoshi Son pada 2017 kehilangan rekor ¥4,3 triliun atau setara US$ 30,3 miliar untuk tahun fiskal penuh yang berakhir Maret. Kerugian terjadi meskipun saham teknologi mengalami rebound di akhir tahun karena Vision Fund terus menurunkan sejumlah kepemilikan pribadinya.
Son, yang selama tujuh bulan menghindari perhatian publik, kembali ke panggung minggu ini untuk berbicara kepada pemegang saham SoftBank dan mengakui bahwa dia telah melakukan kesalahan di masa lalu melalui investasi yang buruk.
Baca Juga: SoftBank Dikabarkan Bakal Menjual Hampir Semua Sahamnya di Alibaba
Namun dia menenangkan para peminat dengan mengatakan SoftBank berencana untuk kembali menyerang dalam berinvestasi segera, berusaha membangun kepercayaannya di bidang kecerdasan buatan yang sedang berkembang.
Ketika dia ditanyai oleh pemegang saham tentang bagaimana SoftBank berencana untuk mengatasi kerugian lanjutan di Vision Fund, Son, yang selamat dari kehancuran dot-com, menepis kekhawatiran tersebut.
“Itu pertanyaan yang sulit. Tapi keuntungan atau kerugian seperti ¥2 triliun, ¥3 triliun berada dalam batas kesalahan,” kata Son.
