kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

PM Inggris Rishi Sunak Umumkan Pemilu pada 4 Juli 2024


Kamis, 23 Mei 2024 / 15:04 WIB
PM Inggris Rishi Sunak Umumkan Pemilu pada 4 Juli 2024
ILUSTRASI. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan pemilihan umum (pemilu) akan digelar pada 4 Juli. REUTERS/Belinda Jiao


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan pemilihan umum (pemilu) akan digelar pada 4 Juli 2024 setelah menyatakan parlemen akan dibubarkan pada 30 Mei 2024 oleh Raja Charles III.

Berbicara di Downing Street dalam pidato khusus, Rabu sore (22 Mei) waktu setempat, Sunak menekankan inilah saatnya bagi rakyat Inggris untuk memutuskan apakah akan melanjutkan kemajuan yang telah dicapai oleh pemerintahannya atau mengambil risiko kembali ke awal tanpa kepastian.

Pengumuman ini sekaligus mengakhiri spekulasi berbulan-bulan mengenai kapan pemilu akan digelar.

Pemilu Inggris harus digelar paling lambat Januari 2025.

Baca Juga: Vladimir Putin: Tidak Ada Dialog Dengan Barat, Tanpa Ada Kesetaraan

Sebelumnya spekulasi kencang menyebutkan Sunak akan memilih musim gugur sekitar bulan Oktober atau November 2024 sebagai tanggal pemilu.

Keputusan Sunak membubarkan parlemen adalah perjudian besar mengingat Partai Konservatif pimpinannya saat ini tertinggal 20 poin dari oposisi Partai Buruh.

Seorang anggota parlemen Konservatif yang menolak disebutkan namanya mengatakan kondisi ekonomi dapat saja memburuk, yang berarti sekarang saat yang tepat untuk pemilihan umum, tetapi yang lain terkejut dengan keputusan untuk memajukannya lebih cepat dari perkiraan.

Tetapi tampaknya PM berusia 44 tahun itu telah memutuskan bahwa dengan penurunan inflasi dan pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengambil risiko dan menyampaikan agenda barunya untuk masa jabatan baru kepada pemilih.

Partai Buruh menurut analis favorit kuat untuk menang telak dalam pemilu ini sekaligus mengakhiri 14 tahun kekuasaan Partai Konservatif.

Partai Konservatif terancam mencatatkan kekalahan terburuk dalam sejarah yang bisa menjadikan partai itu kehilangan 200 kursi dari 365 kursi yang dimenangkan pada pemilu sebelumnya.

Selain faktor kejenuhan, rakyat Inggris juga gerah dengan instabilitas politik dan skandal demi skandal yang mengguncang partai yang identik dengan warna biru itu.

Inggris telah diperintah lima Perdana Menteri Konservatif selama 14 tahun terakhir di mana 3 di antaranya yaitu Theresa May, Boris Johnson, dan Liz Truss dipaksa mundur dalam ‘kudeta’ internal partai.

Baca Juga: Para Pengusaha Inggris Antusias Lebarkan Sayap Bisnisnya ke Indonesia

Sunak mencoba menarik hati pemilih dengan janji stabilitas ekonomi.

"Selama beberapa minggu ke depan, saya akan berjuang untuk setiap suara, saya akan memperoleh kepercayaan anda dan saya akan membuktikan bahwa hanya pemerintahan Konservatif yang dipimpin oleh saya yang tidak akan mengorbankan stabilitas ekonomi yang telah kita peroleh dengan susah payah,” katanya.

PM berdarah India itu juga menuduh pemimpin Buruh Sir Keir Starmer selalu memilih "jalan mudah" dan tidak memiliki rencana.

Starmer yang diprediksi akan menjadi PM baru Inggris, menanggapi dengan berfokus pada satu kata yaitu "perubahan".

Mantan bankir dan menteri keuangan, Sunak menjadi orang nomor satu Inggris kurang dari dua tahun yang lalu, dan sejak itu kesulitan untuk menentukan isu apa yang sebenarnya dia perjuangkan.

Dia juga terlihat semakin frustrasi bahwa apa yang dia lihat sebagai keberhasilannya gagal diapresiasi.

Partai Buruh mengkritik pemerintah telah gagal mengelola ekonomi selama 14 tahun terakhir ditambah dengan kekacauan pergantian perdana menteri tanpa henti.

Jika Partai Buruh menang, Inggris yang terkenal dengan stabilitas politiknya, akan memiliki perdana menteri ke-6 dalam delapan tahun untuk pertama kalinya sejak tahun 1830-an.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×