Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Pada hari Jumat, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengungkapkan lebih dari US$400 juta (Rp6,47 triliun) dalam bentuk aset, menurut pengumuman partainya.
Mengutip manilatimes, aset yang dilaporkan termasuk lebih dari 200 tas desainer senilai lebih dari US$2 juta (Rp32,37 miliar) dan setidaknya 75 jam tangan mewah yang diperkirakan bernilai hampir US$5 juta (Rp80,93 miliar).
Sebagai putri bungsu dari miliarder telekomunikasi dan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, Paetongtarn mulai menjabat pada bulan September, menjadi anggota keempat dari keluarga Shinawatra yang memimpin pemerintah Thailand dalam 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Thailand Menerima Undangan Resmi untuk Menjadi Negara Mitra BRICS
Aset dan Kewajiban yang Dideklarasikan
Sebagai bagian dari kewajibannya, Paetongtarn mendeklarasikan aset dan kewajibannya kepada Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC). Berdasarkan dokumen yang dipublikasikan di situs media, Paetongtarn mengidentifikasi 13.8 miliar baht (US$400 juta / Rp6,47 triliun) dalam aset.
Investasi yang dimilikinya bernilai 11 miliar baht, dan ia juga memiliki 1 miliar baht dalam bentuk deposito dan uang tunai. Selain itu, kekayaan lainnya termasuk 75 jam tangan senilai 162 juta baht, serta 39 jam tangan lainnya, dan 217 tas tangan senilai 76 juta baht. Paetongtarn juga memiliki properti di London dan Jepang.
Namun, ia juga mengungkapkan kewajiban sebesar hampir 5 miliar baht, yang memberikan kekayaan bersihnya mencapai 8.9 miliar baht (US$258 juta / Rp4,17 triliun).
Baca Juga: Thailand Akan Menaikkan Upah Minimum Harian Mulai 1 Januari
Kekayaan Keluarga Shinawatra
Perwakilan dari Partai Pheu Thai mengonfirmasi kepada AFP bahwa angka-angka yang dilaporkan oleh media lokal akurat.
Ayah Paetongtarn, Thaksin Shinawatra, yang sebelumnya memiliki klub sepak bola Manchester City, diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$2.1 miliar (Rp33,89 triliun), menurut Forbes, menjadikannya orang terkaya ke-10 di Thailand.
Thaksin menggunakan kekayaan yang dihasilkan oleh kerajaan telekomunikasi Shin Corp untuk mendorong karier politiknya, dan keluarganya tetap berpengaruh meskipun Thaksin menghabiskan tahun-tahun pengasingannya setelah digulingkan melalui kudeta.