Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Polisi militer Rusia tiba di Kota Kobani, Suriah, Rabu (23/10), kala Moskow memperingatkan pasukan Kurdi YPG bahwa mereka menghadapi konflik bersenjata lebih lanjut dengan Turki jika tidak menarik diri dari seluruh perbatasan Timur Laut Suriah.
Peringatan Rusia datang sehari setelah mencapai kesepakatan dengan Turki yang menyerukan penarikan penuh pejuang Kurdi YPG, yang dulunya adalah sekutu AS tetapi oleh Ankara disebut teroris.
Kedatangan polisi negeri beruang merah di Kobani menandai dimulainya periode ketika pasukan keamanan Rusia dan Suriah akan mengawasi pemindahan para pejuang Kurdi YPG setidaknya 30 km ke dalam Suriah, di bawah kesepakatan yang Presiden Vladimir Putin dan Tayyip Erdogan buat.
Baca Juga: Kremlin sebut Amerika Serikat telah menghianati suku Kurdi di Suriah
Penarikan YPG sepenuhnya akan menjadi kemenangan bagi Erdogan, yang melancarkan serangan lintas-perbatasan pada 9 Oktober lalu untuk mengusir milisi Kurdi Suriah dari perbatasan dan menciptakan "zona aman" bagi pemulangan para pengungsi Suriah.
Reuters melaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengutip kantor berita TASS mengatakan, polisi akan membantu memfasilitasi penarikan YPG dari Kobani, kota perbatasan di sebelah Barat operasi militer Turki. Pasukan Amerika Serikat (AS) meninggalkan kota ini setelah keputusan mendadak Presiden Donald Trump bulan ini untuk mundur.
Kobani memiliki arti khusus bagi para pejuang Kurdi, yang memerangi gerilyawan Negara Islam yang berusaha merebut kota tersebut pada 2014-2015 lalu dalam salah satu pertempuran sengit perang saudara Suriah.
Baca Juga: Pertimbangkan tempatkan pasukan bersama Kurdi, AS tak benar-benar pergi dari Suriah
Kesepakatan Selasa (22/10), yang memperluas kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS pekan lalu, menggarisbawahi pengaruh dominan Putin di Suriah. Dan, menyegel kembalinya pasukan sekutu Presiden Bashar al-Assad itu ke Timur Laut untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.
Di bawah kesepakatan itu, penjaga perbatasan Suriah akan dikerahkan di kawasan Timur Laut mulai Rabu siang waktu setempat. Enam hari kemudian, pasukan Rusia dan Turki bersama-sama akan mulai berpatroli di jalur 10 km di Timur Laut Suriah.
Perubahan-perubahan itu mencerminkan kecepatan perubahan di Suriah sejak Trump mengumumkan penarikan pasukan AS pada 6 Oktober lalu, sekaligus mengguncang keseimbangan militer di seperempat negara itu setelah lebih dari delapan tahun konflik.
Baca Juga: Erdogan: Turki akan memulai kembali operasi di Suriah jika Kurdi tidak mundur
Komandan milisi Kurdi belum menanggapi kesepakatan yang dicapai Turki dan Rusia di resor Laut Hitam Sochi tersebut, dan sejauh ini juga belum jelas bagaimana penarikan pasukan mereka di Timur Laut Suriah.