Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - HONG KONG/SHANGHAI. Produsen mainan koleksi asal China Pop Mart International Group, optimistis pendapatan tahun ini bisa menembus lebih dari 30 miliar yuan (US$4,18 miliar). Angka tersebut jauh di atas target 20 miliar yuan yang awalnya dipasang untuk 2025.
“Kami rasa mencapai 30 miliar yuan tahun ini akan cukup mudah,” ujar Wang Ning, CEO sekaligus pendiri Pop Mart, dalam sesi dengan analis, Rabu (20/8/2025).
Keyakinan ini muncul setelah Pop Mart mencatatkan kinerja setengah tahun yang memecahkan rekor, dengan laba bersih melonjak hampir 400%, ditopang permintaan tinggi di pasar luar negeri yang menawarkan margin lebih besar.
Baca Juga: Laba Pop Mart Meledak Hampir 400%, Boneka Labubu Jadi Mesin Uang Global
Saham Pop Mart menjadi yang paling aktif diperdagangkan di Bursa Hong Kong pada Rabu, naik 12,5% ke level tertinggi sejak debut Desember 2020.
Kapitalisasi pasar perusahaan kini telah melampaui US$50 miliar, menyalip raksasa industri seperti Mattel (Barbie) dan Sanrio (Hello Kitty).
Ekspansi Global & Produk Baru
Pop Mart kini menggarap ekspansi ke pasar baru di Timur Tengah, Eropa Tengah, serta Amerika Latin.
Di Amerika Serikat (AS), perusahaan yang sudah memiliki sekitar 40 toko berencana membuka 10 gerai tambahan tahun ini, sebelum masuk ke fase percepatan ekspansi 1–2 tahun ke depan.
Baca Juga: Bursa China Tembus Level Tertinggi 10 Tahun, Dana Segar Banjiri Pasar
Wang optimistis, pada tahun ini penjualan dari Amerika Utara dan Asia Pasifik akan setara dengan penjualan domestik China tahun lalu.
Pop Mart juga mengumumkan akan meluncurkan miniatur Labubu yang bisa dijadikan gantungan ponsel.
Labubu, karakter bergigi khas dari seri “The Monsters” karya Kasing Lung, telah menjadi fenomena global dan digemari selebritas seperti Rihanna hingga David Beckham.
“The Monsters” sendiri menyumbang 4,81 miliar yuan pada semester I atau 34,7% dari total pendapatan Pop Mart, sementara empat seri lainnya termasuk Molly dan Crybaby masing-masing meraup lebih dari 1 miliar yuan.
Menuju “Disney ala China”?
Dengan valuasi yang meroket lebih dari 230% sepanjang 2025, Pop Mart kini bercita-cita membangun kerajaan hiburan layaknya Disney.
Baca Juga: Rekor! Mainan Blind Box Labubu Terjual Seharga Rp 2,6 Miliar di Balai Lelang Beijing
Eksekutif perusahaan menyebut peluang pengembangan karakter ke dalam film animasi maupun taman hiburan sangat terbuka, meski kontribusinya belum akan signifikan dalam jangka pendek.
Meski begitu, analis Morningstar Jeff Zhang mengingatkan valuasi saham Pop Mart bisa jadi terlalu tinggi karena investor cenderung menyepelekan risiko bisnis jangka panjang.