kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Populasi Lansia di Jepang Catatkan Rekor Tertinggi, Mencapai 36,25 Juta Jiwa


Senin, 16 September 2024 / 16:15 WIB
Populasi Lansia di Jepang Catatkan Rekor Tertinggi, Mencapai 36,25 Juta Jiwa
ILUSTRASI. Jumlah populasi lansia di Jepang telah mencapai rekor tertinggi, dengan 36,25 juta orang yang berusia 65 tahun ke atas. REUTERS/Toru Hanai 


Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah populasi lansia di Jepang telah mencapai rekor tertinggi, dengan 36,25 juta orang yang berusia 65 tahun ke atas, menurut data terbaru dari pemerintah Jepang.

Ini berarti hampir sepertiga dari total populasi Jepang kini terdiri dari warga lansia, sebuah fenomena yang menjadi sorotan utama dalam krisis demografi yang semakin mengkhawatirkan di negara tersebut.

Lansia Memiliki Proporsi Terbesar di Dunia

Data dari Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang yang dirilis pada Minggu, mengungkapkan bahwa warga lansia menyumbang sekitar 29,3 persen dari populasi Jepang. Persentase ini merupakan yang tertinggi di dunia di antara negara atau wilayah dengan populasi lebih dari 100.000 orang.

Di antara mereka yang berusia 65 tahun ke atas, sekitar 20,53 juta adalah perempuan, sementara 15,72 juta adalah laki-laki, menunjukkan ketimpangan gender yang signifikan dalam kelompok usia ini. Angka ini mencerminkan pola hidup lebih lama di kalangan perempuan Jepang dibandingkan laki-laki.

Baca Juga: 2 Kapal Angkatan Laut Jerman Berlayar di Selat Taiwan, China Geram

Lansia yang Masih Bekerja

Menariknya, meskipun populasi lansia terus bertambah, jumlah lansia yang masih bekerja juga mencapai rekor baru. Sebanyak 9,14 juta orang lansia tetap aktif bekerja pada tahun lalu, yang menyumbang sekitar satu dari tujuh karyawan di Jepang.

Ini menunjukkan bahwa banyak warga lansia yang masih berkontribusi terhadap perekonomian meski usia mereka sudah lanjut, sebagian besar karena kebutuhan ekonomi dan keinginan untuk tetap aktif.

Krisis Demografi yang Semakin Memburuk

Jepang tengah menghadapi krisis demografi yang serius. Seiring dengan bertambahnya jumlah warga lansia, jumlah populasi usia produktif menurun secara signifikan. Dalam setahun hingga 1 Oktober, populasi Jepang turun sebanyak 595.000 orang, menjadikannya penurunan tahun ke-13 berturut-turut.

Fenomena ini memicu kekhawatiran bahwa generasi muda yang semakin sedikit harus menanggung beban biaya kesehatan dan kesejahteraan yang terus meningkat untuk populasi lansia. Beban ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial Jepang dalam jangka panjang.

Baca Juga: China Marah Besar kepada Jerman, Ini Penyebabnya

Proyeksi Masa Depan yang Suram

Menurut Institut Nasional Penelitian Populasi dan Keamanan Sosial yang berbasis di Tokyo, diperkirakan pada tahun 2040, warga lansia di Jepang akan mencakup 34,8 persen dari total populasi. Ini menunjukkan bahwa proporsi lansia akan terus meningkat dalam dua dekade mendatang, memperburuk tantangan demografi yang ada saat ini.

Selain itu, sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu oleh Recruit Works Institute, sebuah lembaga think tank di Tokyo, memperkirakan bahwa Jepang bisa menghadapi kekurangan lebih dari 11 juta tenaga kerja pada tahun 2040 akibat menyusutnya populasi. Kekurangan ini dapat berdampak serius terhadap produktivitas dan daya saing ekonomi Jepang di pasar global.

Selanjutnya: 7 Manfaat Utama Tempe yang Jarang Diketahui, Baik Buat Diabetes

Menarik Dibaca: 6 Posisi Tidur Terbaik hingga Terburuk untuk Ibu Hamil yang Direkomendasikan Ahli




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×