kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.327   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.379   92,25   1,27%
  • KOMPAS100 1.042   3,89   0,37%
  • LQ45 790   2,14   0,27%
  • ISSI 245   3,44   1,43%
  • IDX30 409   1,44   0,35%
  • IDXHIDIV20 468   1,34   0,29%
  • IDX80 117   0,44   0,38%
  • IDXV30 119   0,56   0,47%
  • IDXQ30 130   0,18   0,14%

Harga Perak Melonjak di Kuartal II 2025, Ternyata Ini Penyebabnya


Jumat, 18 Juli 2025 / 10:32 WIB
Harga Perak Melonjak di Kuartal II 2025, Ternyata Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Batangan perak dengan berbagai ukuran terletak di dalam brankas di atas sebuah meja di dealer logam mulia Pro Aurum, Jerman.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Harga perak dunia menembus rekor baru pada kuartal kedua (Q2) tahun 2025. Nilainya melonjak ke harga tertinggi dalam 14 tahun.

Mengutip catatan Investing News Network (INN), harga perak saat kuartal ini dibuka, 2 April, ada di angka US$33,77 per ons. Harganya sempat merosot ke US$29,57 dua hari kemudian. Menariknya, harga perak kembali naik di atas US$ 30 pada 9 April dan kembali ke level US$ 33,63 pada tanggal 23 April.

Pada bulan terakhir Q2, harga perak melonjak ke level tertinggi dalam 14 tahun, dibuka pada harga US$ 32,99 dan naik menjadi US$ 36,76 pada 9 Juni.

Puncaknya terjadi pada 17 Juni, ketika harga perak menembus US$ 37,12. Itu adalah harga tertinggi yang dicapai perak sepanjang tahun ini.

Sayangnya, harga logam mulia tersebut berangsur turun, berada di kisaran US$ 36 hingga US$ 37 hingga akhir kuartal dan hingga Juli.

Baca Juga: Harga Emas dan Perak Menguat, Pasar Waspadai Prospek Tarif dan Ekonomi AS

Mengapa Harga Perak Naik?

Jelas ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga perak naik pada paruh pertama tahun ini. Namun, pendorong utama dari fenomena ini adalah tingginya permintaan industri.

Menurut World Silver Survey yang dirilis pada 16 April 2025, perak semakin banyak digunakan di sektor industri, terutama dalam produksi fotovoltaik.

Lebih lanjut, survei yang dilakukan oleh Silver Institute tersebut juga mengungkap adanya permintaan perak mencapai rekor 680,5 juta ons pada tahun 2024.

Industri kecerdasan buatan (AI), elektrifikasi kendaraan, dan infrastruktur jaringan adalah konsumen terbesar dari perak.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Prediksi Harga Perak Melejit pada Juli, Kalahkan Emas dan Bitcoin?

Harga perak semakin menguat karena pasokan tambang belum mampu mengimbangi. Silver Institute menemukan bahwa ada kekurangan produksi sebesar 148,9 juta ons. Kondisi tersebut menandai defisit struktural tahun keempat berturut-turut di pasar perak.

Peter Krauth, editor Silver Stock Investor dan Silver Advisor, menjelaskan bahwa defisit perak kemungkinan akan semakin parah di tahun-tahun mendatang karena persediaan di bumi semakin menipis.

"Pasokan datar, permintaan meningkat, permintaan hampir 20% lebih tinggi dari pasokan. Sementara itu, kemampuan untuk memenuhi defisit tersebut menyusut karena kita memanfaatkan cadangan di atas tanah yang telah menyusut sekitar 800 juta ons dalam empat tahun terakhir," kata Krauth, dikutip INN.

Krauth berpendapat harga perak kemungkinan akan tetap di atas angka US$35, tetapi bisa saja berfluktuasi, dengan reli dolar AS dapat menekan harga perak turun.

Tonton: Ekspor Kosmetik RI Hampir US$1 Miliar, Tapi Tantangannya Masih Berat

Selanjutnya: Penjualan Emas Tumbuh Positif, United Tractors (UNTR) Tetap Pertahankan Target

Menarik Dibaca: Harga CDIA di Pasar Negosiasi Sampai Rp 1.500 Per Saham, Ini Kata Analis


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×