Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis keuangan pribadi dan investor ternama, Robert Kiyosaki, kembali menarik perhatian publik dengan prediksi berani terkait harga perak.
Melalui unggahan di platform X pada 28 Juni, Kiyosaki menyebut bahwa perak adalah “asymmetric buy” paling menarik saat ini — yakni aset dengan potensi keuntungan besar dan risiko kerugian yang terbatas.
Perak Dinilai Masih Undervalued
Menurut penulis buku Rich Dad Poor Dad tersebut, perak saat ini masih sangat undervalued (dihargai terlalu rendah) dan diperkirakan akan mengalami lonjakan harga besar pada bulan Juli.
Ia menegaskan bahwa perak adalah logam mulia yang masih dapat diakses oleh sebagian besar investor, namun memperingatkan bahwa jendela kesempatan ini bisa segera tertutup jika harga mulai melonjak drastis.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Teriakkan Peringatan: Dunia Menuju Kehancuran Keuangan Global!
“Perak adalah investasi terbaik dengan risiko kecil dan potensi keuntungan luar biasa. Harganya masih terjangkau, tapi tidak akan lama lagi,” tulis Kiyosaki.
Permintaan Industri Jadi Katalis Utama Kenaikan Harga
Kiyosaki telah lama menyoroti permintaan industri yang besar terhadap perak sebagai salah satu faktor utama dalam proyeksi kenaikan harga logam tersebut. Sektor-sektor seperti energi surya, kendaraan listrik, dan elektronik terus meningkatkan permintaan terhadap perak, membuatnya semakin menarik sebagai aset jangka panjang.
Ia bahkan menyatakan bahwa, dalam kondisi ekonomi global saat ini, perak memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan emas maupun Bitcoin. Hal ini menjadi ajakan terbuka bagi para investor untuk mulai mengalokasikan dana ke dalam aset fisik seperti perak sebelum terlambat.
Kritik Terhadap Sistem Keuangan Konvensional
Prediksi bullish Kiyosaki terhadap perak sejalan dengan pandangan skeptisnya terhadap sistem keuangan fiat. Ia secara konsisten menganjurkan diversifikasi ke aset lindung nilai seperti emas, perak, dan Bitcoin.
Dalam berbagai pernyataannya, Kiyosaki menyebut dunia sedang berada dalam “gelembung utang terbesar dalam sejarah”, yang berpotensi mengguncang pasar keuangan global.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Krisis Terbesar Segera Tiba, Dana Pensiun Baby Boomers Tergerus
Harga Perak Masih Terkoreksi di Tengah Meredanya Ketegangan Global
Meskipun Kiyosaki optimistis, harga perak sempat mengalami koreksi pada sesi perdagangan terbaru. Meredanya ketegangan geopolitik — menyusul kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran — menjadi salah satu penyebab penurunan harga.
Per akhir sesi, perak diperdagangkan di level US$35,98, turun 1,81% dalam sehari. Meski begitu, logam ini masih mencatatkan kenaikan tahunan lebih dari 24% sepanjang 2025.
Secara teknikal, perak saat ini berusaha mempertahankan level support penting di atas US$35. Jika level ini berhasil dijaga, para analis melihat potensi penguatan lanjutan menuju level psikologis US$40 — sebuah pencapaian yang bisa membuka jalan bagi momentum kuat hingga awal 2025.