Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Kedua komite tersebut kini dikendalikan oleh Partai Republik dengan kepemimpinan baru.
Meski Powell selama hampir tujuh tahun menjabat sebagai Ketua The Fed telah berupaya membangun hubungan dekat dengan Kongres, para senator dan anggota DPR dari kedua partai diperkirakan akan mengajukan banyak pertanyaan kritis.
Meskipun inflasi telah menurun dan diperkirakan akan terus turun, beberapa survei konsumen menunjukkan bahwa masyarakat masih skeptis terhadap prospek ekonomi, yang dapat menjadi tantangan bagi The Fed jika kepercayaan publik terus melemah.
Baca Juga: Risiko Global Hingga Pelemahan Rupiah Pengaruhi Ekonomi Domestik Tahun Ini
Kebijakan tarif tinggi terhadap mitra dagang utama seperti Meksiko dan Kanada, serta produk industri inti seperti baja dan aluminium, telah memicu perdebatan mengenai dampaknya terhadap inflasi secara keseluruhan.
Pemerintahan Trump belum mengumumkan secara rinci rencana kebijakan pajak, pengeluaran, dan deregulasi.
Namun, negosiasi yang akan datang mengenai isu-isu tersebut dapat memberikan dampak besar pada kinerja ekonomi AS ke depan.
Di sisi lain, The Fed juga menghadapi perubahan dalam kepemimpinan pentingnya, dengan pengunduran diri Michael Barr dari posisi Wakil Ketua Pengawasan Perbankan.
Pengganti yang akan ditunjuk oleh Trump berpotensi membawa perubahan besar dalam pengawasan sektor keuangan.
Pasar Mengantisipasi Kebijakan The Fed
Untuk saat ini, investor menafsirkan data ekonomi terbaru—terutama laporan ketenagakerjaan Januari yang menunjukkan tingkat pengangguran turun ke 4% serta kenaikan upah yang solid—sebagai alasan bagi The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun ini.
Pasar masih memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni, tetapi mulai mengurangi ekspektasi akan adanya pemotongan tambahan di sisa tahun ini.
Dalam pertemuan Januari, The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan dalam kisaran 4,25% hingga 4,5%, setelah memangkasnya sebesar satu poin penuh dalam tiga pertemuan terakhir pada tahun 2024.
Para ekonom Deutsche Bank dalam laporannya menjelang sidang pekan ini menyebut, "Kami memperkirakan Powell akan menegaskan kembali pesan dari pertemuan FOMC Januari bahwa dengan ekonomi yang masih kuat, pasar tenaga kerja yang solid, dan progres inflasi yang masih bergejolak, The Fed tidak akan terburu-buru."
"Pengumuman tarif baru-baru ini juga semakin memperkuat alasan untuk bersikap sabar, karena ketidakpastian dan potensi risiko inflasi yang lebih tinggi kini meningkat," tambah mereka.