Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada Sabtu (18/4) mengatakan, membatalkan kunjungannya ke Indonesia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA). Kondisi darurat di dalam negeri menahan Zuma tetap tinggal di negara yang paling maju di Afrika tersebut.
Seperti dilaporkan Reuters, serangan anti-imigran tengah memanas di Afrika Selatan. Kekerasan ini terjadi sejak dua pekan lalu di kota pelabuhan Durban, dan telah menyebar ke kawasan perekonomian Johannesburg. Setidaknya, empat orang tewas dalam serangan ini.
Ribuan warga Afrika yang bukan dari negara tersebut, mengungsi di Johannesburg dan Durban. Pemerintah Zimbabwe dan Malawi juga mulai menjemput warga negaranya kembali, sementara ribuan warganya mengantre untuk mendaftar bus resmi dari pemerintah tersebut,
"Kita akan menyetop kekerasan ini. Siapapun yang mau pulang ke rumah, setelah kekerasan ini selesai, silakan," kata Zuma kepada imigran Afrika di tempat pengungsian Chatsworth, selatan Durban, disiarkan eNCA.
Zuma juga berjanji menjaga kondisi damai bagi imigran yang ingin tetap berada di Afrika Selatan.
Perang antarsuku Afrika ini bermula dari pidato Raja Zulu Goodwill Zwelithini Maret lalu. Dia mengemukakan, warga asing harus meninggalkan negara tersebut. Kondisi segera memanas di mana demonstran Zulu mulai menyisir warga-warga asing.
Goodwill kemudian mengaku, pernyataannya telah disalahartikan. "Siapapun yang menunggu perintah Zwelithini untuk menyerang orang lain, oh bukan. Bukan," kata Raja Zulu itu Sabtu, di tengah upacara tradisional desa KwaZulu-Natal.
Presiden Zuma sedianya menjadi salah satu pembicara pada KTT Asia, 21 April mendatang, di Jakarta Convention Center.