Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - LA PAZ. Presiden Bolivia Jeanine Anez mengatakan pada hari Kamis dia telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Anez mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dia dalam kondisi baik dan terus bekerja sambil dalam isolasi. "Bersama-sama, kita akan keluar dari ini," katanya.
Pemerintah Bolivia mengonfirmasi bahwa setidaknya tujuh menteri, termasuk menteri kesehatannya, telah dinyatakan positif dan sedang menjalani perawatan atau memulihkan diri di rumah. Anez mengatakan dia telah melakukan tes mengingat banyak dari timnya jatuh sakit.
Baca Juga: Kasus corona di Indonesia melonjak, cek lagi tipe masker yang Anda pakai
"Saya merasa baik, saya merasa kuat, saya akan terus bekerja dari isolasi, dan saya ingin berterima kasih kepada semua warga Bolivia yang bekerja untuk membantu kami dalam krisis kesehatan ini," katanya dikutip dari Reuters.
Bolivia akan mengadakan pemilihan umum pada 6 September. Pemilihan awalnya direncanakan untuk Mei tetapi tertunda karena pandemi. Gejolak politik mencengkeram negara itu Oktober lalu ketika pemilihan yang disengketakan menyebabkan protes luas yang akhirnya menggulingkan pemimpin kiri lama Evo Morales.
Anez, mantan senator konservatif, mengambil peran presiden sementara dalam kekosongan politik dan awalnya mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri untuk jabatan penuh. Kandidat saingan dan mantan Presiden Jorge Tuto Quiroga, yang mencalonkan diri lagi, mengatakan "sangat diperlukan" bagi Anez untuk berada dalam kesehatan penuh dan bekerja menuju transisi demokrasi.
Baca Juga: Rapid test corona buatan Indonesia ini bisa deteksi dalam waktu hitungan menit
Para pemimpin lain di seluruh dunia juga terjangkit virus ini. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, menghabiskan tiga hari dalam perawatan intensif sakit dengan COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona novel, sementara Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa ia telah dites positif.
Bolivia, telah mengidentifikasi lebih dari 42.000 kasus penyakit yang dikonfirmasi COVID-19 dengan 1.500 kematian. Negara ini juga merupakan salah satu negara yang terkena dampak terburuk akibta pandemi.