Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa keterlibatan rutin antara Manila dan Washington diperlukan untuk memastikan respons yang "lincah" terhadap ketegangan maritim negaranya dengan China.
Pernyataan ini disampaikan Marcos pada hari Selasa, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin di Istana Malacañang, Manila.
Hubungan antara Washington dan Manila mengalami perbaikan signifikan sejak Marcos menggantikan Rodrigo Duterte, yang selama masa jabatannya cenderung menjalin hubungan erat dengan China dan bersikap menentang AS.
Marcos menyambut Blinken dan Austin sebelum pertemuan dengan rekan-rekan Filipina mereka, pertemuan pertama yang diadakan Filipina.
Baca Juga: Putin Beri Peringatan Keras ke AS Soal Rencana Penempatan Rudal Jarak Jauh di Jerman
"Saya sangat senang bahwa jalur komunikasi ini sangat terbuka sehingga segala sesuatu yang kita lakukan bersama, baik dalam konteks aliansi kita maupun situasi spesifik di Laut Filipina Barat dan Indo-Pasifik, terus diperiksa dan ditinjau ulang agar respons kita tetap lincah," ujar Marcos.
Filipina memiliki klaim yang bersaing dengan China di perairan baratnya, yang juga dikenal sebagai Laut China Selatan. China mengklaim 90% dari laut tersebut sebagai wilayahnya.
Ketegangan di jalur perairan yang diperebutkan ini telah memuncak dalam kekerasan selama tahun lalu, termasuk insiden pada 17 Juni di mana seorang pelaut Filipina kehilangan jari akibat tabrakan yang dianggap Manila sebagai "tabrakan berkecepatan tinggi yang disengaja" oleh penjaga pantai China.
Filipina menolak tawaran bantuan AS untuk operasi lautnya dan mencapai "pengaturan sementara" dengan China bulan ini untuk meredakan ketegangan dan mengelola perbedaan. Namun, kedua belah pihak tampaknya berselisih mengenai rincian kesepakatan tersebut, yang belum dipublikasikan.
Baca Juga: Soal Rudal AS, Ini Warning Menteri Luar Negeri China ke Filipina
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan bahwa Blinken dan Austin membahas dengan Marcos "komitmen bersama mereka untuk menegakkan hukum internasional di Laut China Selatan."
"Kedua menteri menekankan komitmen teguh Amerika Serikat terhadap Filipina sesuai dengan Perjanjian Pertahanan Bersama kami," kata Miller.