Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Pertemuan ini diadakan setelah Blinken dan Austin berdiskusi dengan rekan-rekan mereka di Jepang, sekutu utama AS di Asia Timur, di mana mereka mengumumkan peningkatan komando militer AS di Jepang dan menyebut China sebagai "tantangan strategis terbesar" di wilayah tersebut.
Blinken juga bertemu dengan menteri luar negeri Australia, India, dan Jepang, yang dikenal sebagai Quad, dan mengkritik tindakan China di Laut China Selatan.
Menurut laporan, Departemen Pertahanan AS akan mengumumkan US$ 500 juta dalam pembiayaan militer asing untuk Filipina selama kunjungan tersebut, bagian dari US$ 2 miliar bantuan untuk negara-negara Indo-Pasifik yang dianggap menghadapi "agresi China."
Baca Juga: Taiwan Bersiap Hadapi Topan Gaemi, Pasar Keuangan Tutup dan Penerbangan Dibatalkan
Pentagon juga mengusulkan pengeluaran US$ 128 juta untuk perbaikan infrastruktur di pangkalan Filipina yang dapat diakses oleh angkatan bersenjata AS di bawah Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA).
Saat ini ada sembilan lokasi di bawah EDCA, setelah Manila setuju tahun lalu untuk menambah empat lokasi baru, termasuk tiga di utara yang dianggap penting jika China menyerang Taiwan, dan satu menghadap ke Laut China Selatan.
Kedua negara juga sedang merundingkan kesepakatan berbagi intelijen yang dikenal sebagai Perjanjian Keamanan Umum Informasi Militer, yang mereka targetkan untuk disepakati pada akhir 2023 namun belum selesai.