Reporter: Abdul Basith | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan perlunya keringanan utang bagi negara-negara berkembang ditengah pandemi virus corona Covid-19.
Seruan Presiden Jokowi ini disampaikan saat mengikuti Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok (GNB) secara virtual, Senin (4/5) malam di Istana Bogor.
Presiden Jokowi mengikuti KTT Gerakan Non Blok di dampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. KTT Gerakan Non Blok tahun ini bertepatan dengan 60 tahun berdirinya Gerakan Non Blok dan 65 Tahun Dasa Sila Bandung.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan beberapa seruan kepada dunia. Pertama pentingnya akses yang berkeadilan terhadap obat dan vaksin untuk mengatasi pandemi virus corona Covid-19.
Kedua, Presiden meminta aggota GNB menterjemahkan solidaritas politik selama ini menjadi kerja sama yang konkret.
"Kita harus berjuang untuk mendapatkan akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin corona Covid-19 dengan harga yang terjangkau," kata Presiden.
Lebih lanjut, Presiden juga menekankan agar rezim paten dan hak kekayaan intelektual terkait obat dan vaksin dapat diterapkan secara fleksibel demi kemanusiaan. Selain itu, Presiden juga mengajak untuk perkuat kerja sama dalam pemulihan rantai pasokan global untuk perdagangan produk kesehatan dan kebutuhan pangan.
Selain itu Presiden juga menyampaikan pentingnya negara-negara anggota GNB untuk menguatkan kemitraan global. Presiden Jokowi menyinggung soal komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan untuk penanganan virus corona Covid-19.
Ketiga, Presiden menyerukan penguatan kemitraan global bagi negara berkembang. "Kita perlu suarakan dan perjuangkan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan, keringanan utang, maupun kewajiban pembayaran utang dari official creditors agar dapat dialihkan untuk pembiayaan penanganan Covid-19," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menambahkan, komitmen G-20 untuk penangguhan pembayaran utang bagi negara berpendapatan rendah perlu diimplementasikan.
Di akhir sambutannya, Presiden kembali menegaskan bahwa multilateralisme harus tetap menjadi landasan kerja sama internasional.
"Ke depan, negara berkembang harus berjuang untuk memperbaiki tata kelola kesehatan global agar kita lebih siap menanganani pandemi di masa depan," tandas Presiden.