kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.005   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.259   -66,16   -0,90%
  • KOMPAS100 1.096   -11,59   -1,05%
  • LQ45 862   -3,97   -0,46%
  • ISSI 222   -3,48   -1,55%
  • IDX30 441   -2,55   -0,58%
  • IDXHIDIV20 531   -2,60   -0,49%
  • IDX80 125   -1,44   -1,14%
  • IDXV30 131   -0,72   -0,55%
  • IDXQ30 146   -0,67   -0,45%

Presiden Korea Selatan: Trump bertele-tele dengan Korea Utara dan gagal!


Kamis, 22 April 2021 / 04:33 WIB
Presiden Korea Selatan: Trump bertele-tele dengan Korea Utara dan gagal!
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengkritik upaya mantan Presiden AS Donald Trump dalam upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea. Yonhap via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengkritik upaya mantan Presiden AS Donald Trump dalam upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea. Dia mengatakan kepada New York Times bahwa Trump tampak bertele-tele dengan Korea Utara dan pada akhirnya gagal.

"Dia bertele-tele dan pada akhirnya gagal menembusnya," katanya tentang Trump. “Titik awal terpenting bagi kedua pemerintah adalah memiliki kemauan untuk berdialog dan duduk bertatap muka sejak dini.”

Melansir Axios, Moon -yang sekarang berada di tahun terakhir masa jabatannya- menyebut denuklirisasi sebagai masalah kelangsungan hidup bagi Korea Selatan. Dia lantas mendesak Presiden AS Joe Biden untuk melanjutkan negosiasi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un setelah terhenti hampir dua tahun.

"Saya berharap Biden akan keluar sebagai presiden bersejarah yang telah mencapai kemajuan substantif dan tidak dapat diubah untuk denuklirisasi lengkap dan penyelesaian perdamaian di Semenanjung Korea," kata Moon kepada Times seperti yang dilansir Axios.

Baca Juga: Militer AS: Korea Utara telah menguji rudal yang dirancang untuk menyerang Amerika

Moon juga meminta AS untuk bekerja sama dengan China mengenai Korea Utara dan masalah lainnya. Dia memperingatkan bahwa jika ketegangan antara Amerika Serikat dan China meningkat, Korea Utara dapat memanfaatkannya momen tersebut.

Mengingatkan saja, pembicaraan antara AS dan Korea Utara dan keterlibatan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Trump dan Kim, memburuk dengan cepat setelah kedua negara tidak dapat mencapai kesepakatan substantif tentang denuklirisasi dan penarikan sanksi ekonomi.

Baca Juga: Korea Utara diprediksi akan mulai melancarkan serangan siber terhadap rivalnya

Tak lama setelah Biden menjabat, Korea Utara dengan cepat menolak upayanya untuk memulai kembali negosiasi dan memperingatkan AS untuk menahan diri agar tidak menimbulkan masalah jika ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang.

Korea Utara juga melakukan uji senjata besar pertamanya sejak Biden menjabat pada Maret lalu dengan menembakkan dua rudal balistik ke Laut Timur.

Selanjutnya: Bela Kim Jong Un, Donald Trump: Saya suka dia dan dia suka saya



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×