Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol akan mengunjungi London, New York dan Kanada minggu depan dalam perjalanan pertamanya ke negara-negara tersebut, terutama untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II dari Inggris dan mengunjungi Majelis Umum PBB.
Yoon dijadwalkan berangkat pada 18 September ke London untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth, yang meninggal pada Kamis dalam usia 96 tahun, kata penasihat keamanan nasional Kim Sung-han kepada wartawan.
Keputusan untuk menghadiri pemakaman pada 19 September mencerminkan pentingnya sejarah hubungan bilateral Korea Selatan dengan Inggris, pencapaian Ratu Elizabeth, dan kasih sayang yang telah ditunjukkan raja kepada Korea Selatan sejak kunjungannya pada 1999, kata Kim.
Baca Juga: Wafat pada Usia 96 Tahun, Berapa Nilai Warisan yang Ditinggalkan Ratu Elizabeth II?
Yoon kemudian akan melakukan perjalanan ke New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB, di mana ia diharapkan memberikan pidato utama pada 20 September, kata Kim.
Yoon juga akan mengunjungi Kanada selama perjalanan terakhirnya selama seminggu, yang akan berakhir pada 24 September, saat kedua negara menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik tahun depan, tambahnya.
"Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk memperkuat solidaritas dengan negara-negara mitra yang berbagi nilai-nilai inti, dan untuk memperluas landasan bagi diplomasi ekonomi," kata Kim dalam sebuah pengarahan.
Pidato Yoon di PBB akan ditujukan untuk menampilkan peran Korea Selatan sebagai "negara pemimpin global yang berkontribusi untuk menyelesaikan masalah internasional dan membangun tatanan global berdasarkan nilai-nilai universal," katanya.
Baca Juga: Diangkat Jadi Raja, Charles Hadapi Kondisi Ekonomi Inggris yang Suram
Yoon juga akan mendesak denuklirisasi Korea Utara dalam pidatonya, sambil berusaha mengadakan pertemuan puncak bilateral dengan negara-negara kunci termasuk Amerika Serikat dan Jepang di sela-sela pertemuan itu, tambah Kim.
Pekan lalu, pemerintah Yoon menawarkan untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara tentang reuni keluarga yang dipisahkan oleh Perang Korea 1950-53, dalam pembukaan langsung pertama meskipun hubungan lintas batas tegang.
Pyongyang telah melakukan sejumlah uji coba rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, dan para pejabat Seoul mengatakan akhir bulan lalu bahwa pihaknya telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Yoon mengatakan dia memiliki rencana berani untuk memberikan bantuan ekonomi sebagai imbalan atas perlucutan senjata nuklir Korea Utara, tetapi berjanji untuk menanggapi dengan tegas provokasinya.