kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Presiden Taiwan mengatakan pembicaraan dengan Beijing dapat dilanjutkan


Senin, 30 Desember 2019 / 12:14 WIB
Presiden Taiwan mengatakan pembicaraan dengan Beijing dapat dilanjutkan
ILUSTRASI. Preiden Taiwan Tsai Ing-wen. REUTERS/Eduardo Munoz


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah memperingatkan soal risiko dari Beijing di negara tersebut. Tetapi dia yakin ada peluangnya rekonsiliasi kedua negara di masa mendatang.

"Selama kita dapat membentuk persatuan internal untuk bersama-sama menghadapi situasi saat ini di kedua sisi Selat Taiwan dan untuk menunjukkan resolusi kita untuk menegakkan kedaulatan nasional kita sambil berusaha untuk menjaga perdamaian dan stabilitas lintas selat," kata Tsai seperti dikutip South China Morning Post.

Baca Juga: Tesla mulai kirim mobil listrik buatan China

"Saya percaya pemerintah Beijing akan memiliki akhirnya akan berurusan dengan Taiwan,” lanjutnya. 

Berbicara saat debat di televisi antara tiga kandidat presiden dalam pemilihan Januari, Tsai berhenti untuk mengatakan bagaimana dia akan membentuk persatuan internal, mengingat kesenjangan politik yang tajam antara Partai Progresif Demokratik (DPP) yang pro-kemerdekaan dan kamp-kamp ramah daratan yang telah mengganggu pulau itu selama beberapa dekade.

Hubungan lintas selat mendominasi perdebatan ketika Tsai saling tembak dengan Walikota Kaohsiung yang populis, Han Kuo-yu, dari Partai Kuomintang (KMT) dan James Soong Chu-yu, ketua Partai Rakyat Pertama (PFP) yang lebih kecil.

Baca Juga: Grab dan Singtel bakal dirikan bank digital, seperti apa?

Dia menuduh Han, yang dipandang sebagai kandidat paling disukai Beijing, gagal menegakkan kedaulatan Taiwan ketika datang ke pertanyaan apakah dia menerima model satu negara, dua sistem yang diterapkan di Hong Kong dan Makau. 

"Mungkin kamu mengatakan kamu menolaknya sekarang, tapi itu semua karena kamu berada di bawah tekanan kuat untuk mengatakannya," kata Tsai.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×