kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.769   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Presiden Turki Erdogan Temui Putin di Moskow Bahas Situasi di Suriah


Kamis, 24 Januari 2019 / 07:15 WIB
Presiden Turki Erdogan Temui Putin di Moskow Bahas Situasi di Suriah


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. Turki dan Rusia selama ini berada di sisi yang berlawanan dalam perang di Suriah. Sementara Rusia mendukung pemerintahan Bashar al-Assad, Turki justru mendukung kubu pejuang Suriah yang berperang melawan pemerintahan Assad. Namun sejak hubungan Turki dengan AS di bawah Trump merenggang, Presiden Erdogan berusaha merangkul aliansi baru.

Recep Tayyip Erdogan menyambangi presiden Rusia, Vladimit Putin di Moskow Rabu (23/1) . Sebelumnya dia mengatakan, fokus utama pembicaraannya dengan Putin adalah pembentukan "zona aman" di Suriah utara, yang berada di bawah kontrol Turki.

Sebelumnya presiden AS Donald Trump mengancam Turki dengan "konsekuensi dahsyat", seandainya pasukan Turki menyerang kelompok Kurdi di Suriah, yang selama ini didukung pasukan AS dalam perang melawan kelompok teror ISIS. AS juga menuntut pembentukan zona aman untuk memungkinkan penyaluran bantuan ke Suriah.

Posisi Rusia belum jelas

Rusia, yang sejak awal mendukung pemerintahan Assad, kemungkinan akan menentang rencana pembentukan zona aman. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov minggu lalu mengatakan, pemerintah Suriah harus mengambil alih kendali di kawasan utara negara itu.

Konflik di Suriah sudah berlangsung selama delapan tahun dan menelan banyak korban jiwa. Baru-baru ini, Presiden Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan, AS akan menarik pasukannya dari Suriah dengan argumentasi ISIS telah dikalahkan.

Sejak pengumuman rencana penarikan pasukan AS itu, Turki meningkatkan persiapan operasi militer untuk menyerang kelompok Kurdi yang mereka anggap sebagai kelompok teroris.

Kelompok Kurdi yang merasa ditinggalkan oleh AS kini ingin bekerjasama dengan pemerintah Suriah untuk membantu menahan serangan militer Turki. Di kota Manbij, gerilyawan Kurdi sudah membuka gerbang dan menyambut masuknya pasukan pemerintah.

Pertemuan segitiga

Moskow merencanakan pertemuan segitiga antara Rusia, Turki dan Iran sebagai bagian dari proses perdamaian Astana, yang diluncurkan ketiga negara pada tahun 2017.

"Sejauh ini, belum ada tanggal yang ditentukan, namun setelah konsultasi dengan Erdogan, kami akan memulai persiapan untuk KTT trilateral," kata Yuri Ushakov, penasehat kebijakan luar negeri Putin kepada wartawan minggu lalu.

Pertemuan terakhir antara Putin, Erdogan dan pimpinan Iran Hassan Rouhani berlangsung September tahun lalu di Teheran. Ketika itu mereka membahas situasi di provinsi Idlib yang dikuasai kubu pemberontak.

Hubungan antara Rusia dan Turki merosot ke level terendah pada November 2015, ketika pasukan Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia di atas Suriah. Namun setelah kesepakatan rekonsiliasi tahun 2016, hubungan itu kembali pulih.

Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan kini ingin bekerja sama lebih erat lagi, terutama setelah AS menyatakan akan menarik diri dari konflik di Suriah. Turki membeli sistem pertahanan udara buatan Rusia dan sebagai imbalannya Rusia siap membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×