Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
Pihak berwenang Thailand mengirim ambulans dan tim darurat ke Bandara Suvarnabhumi.
Menteri Transportasi Singapura, Chee Hong Tat, menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada penumpang dan keluarga mereka.
“Saya sangat sedih mengetahui kejadian di pesawat Singapore Airlines SQ321 dari London Heathrow ke Singapura,” tulisnya dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Penyebab pasti kejadian tersebut belum jelas. Turbulensi paling sering disebabkan oleh pesawat yang terbang melintasi awan, namun ada juga turbulensi "udara jernih" yang tidak terlihat pada radar cuaca.
Baca Juga: Industri Penerbangan Global Pulih, Maskapai Bagi-bagi Bonus
“Cedera akibat turbulensi parah relatif jarang terjadi pada jutaan penerbangan yang dioperasikan,” kata pakar penerbangan John Strickland kepada BBC.
“Namun, turbulensi yang parah bisa menjadi dramatis dan menyebabkan cedera parah atau bahkan kematian.”
Awak penerbangan juga dilatih untuk merespons turbulensi, tambahnya.
“Bukan tanpa alasan maskapai penerbangan merekomendasikan agar sabuk pengaman tetap longgar selama penerbangan, baik jangka panjang maupun pendek.”
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim akan membuat turbulensi parah lebih mungkin terjadi di masa depan.