Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Peristiwa "badak abu-abu" mengacu pada ancaman yang sangat jelas namun diabaikan.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan bahwa China tidak memiliki alasan untuk menggunakan transit Lai untuk memulai perkelahian. Dan China bertindak tidak masuk akal dengan mengklaim dirinya sebagai penegak perdamaian sambil terus mengganggu pulau itu dengan militernya.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa pada hari Kamis pihaknya telah mendeteksi 22 pesawat tempur China di sekitar pulau itu, beberapa di antaranya melintasi garis median Selat Taiwan yang sensitif, sementara tujuh kapal perang China melakukan patroli kesiapan tempur.
Lai terakhir transit di Amerika Serikat pada Januari tahun lalu dalam kunjungan ke Honduras. Selama di sana, dia berbicara sebentar dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan pemerintahnya telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China tetapi ditolak, karena Beijing memandang mereka sebagai separatis. Baik Tsai maupun Lai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.
Baca Juga: Militer China dan Rusia Bersiap untuk Latihan Gabungan di Laut Jepang
Diplomat tinggi AS di Taipei mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak ada alasan bagi China untuk mengambil tindakan provokatif sebagai tanggapan atas persinggahan Lai di Amerika Serikat. Dijelaskan pula bahwa transit semacam itu telah terjadi selama bertahun-tahun dan rutin.