Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Produksi atau output industri di China saat ini tengah mengalami percepatan paling tinggi dalam delapan bulan terakhir di bulan Agustus 2020. Sejalan dengan hal itu, penjualan ritel tumbuh untuk pertama kalinya di tahun 2020. Tentu, hal ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi di China semakin cepat karena permintaan mulai meningkat secara lebih luas, di tengah pandemi Covid-19.
Melansir artikel yang dimuat Reuters, Selasa (15/9) penurunan tahunan dalam investasi aset tetap (fixed-asset) selama periode Januari-Agustus juga berkurang berkat stimulus yang diperluas oleh Pemerintah. Kendati demikian, regulator China tetap waspada tentang adanya prospek peningkatan risiko eksternal, termasuk dari meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan AS.
Setelah pandemi melumpuhkan ekonomi, pemulihan China memang sudah mendapat momentum kembali. Stimulus pemerintah dan ekspansi ekspor telah mendorong rebound ekonomi. Pun, banjir di kawasan China Barat Daya yang telah mengganggu produksi pada bulan Juli 2020 telah surut.
Baca Juga: Lagi, AS blokir produk China yang dibuat lewat kerja paksa di Xinjiang
"Permintaan eksternal yang kuat, pemulihan lebih lanjut dari pandemi dan permintaan yang terpendam dari banjir semuanya berkontribusi pada data aktivitas yang kuat di bulan Agustus," kata Ting Lu, Kepala Ekonom China di Nomura.
Pihaknya menilai pemulihan ekonomi ini akan berlanjut, meskipun bertahap pada sektor jasa, dan peningkatan yang stabil dalam penjualan ritel dan peningkatan pertumbuhan investasi.
Adapun, output industri tercatat tumbuh sebesar 5,6% di bulan Agustus 2020 secara year on year (yoy), tercepat dalam delapan bulan terakhir menurut Data Biro Statistik Nasional. Pencapaian itu praktis melampaui prediksi ekonom Reuters yang meramal kenaikan 5,1% di bulan Agustus 2020.
Baca Juga: Harapan baru dari China: Vaksin corona tersedia untuk umum dua bulan lagi
Penjualan ritel juga memutarbalikkan perkiraan analis dengan kenaikan 0,5% per tahun, menghentikan penurunan tujuh bulan dan meningkatkan ekspektasi untuk pertumbuhan nol (zero growth). Di bulan Juli 2020, penjualan ritel memang turun tipis 1,1%, tetapi kepercayaan konsumen telah meningkat akhir-akhir ini, dan pengeluaran untuk pembelian mobil dan belan ikut terkerek naik.
Tercatat penjualan mobil naik 11,8% pada Agustus 2020 secara tahunan, sementara penjualan produk telekomunikasi melonjak 25,1% menurut data resmi. Penurunan investasi aset tetap melambat, hanya turun 0,3% di periode Januari-Agustus ketimbang tahun sebelumnya. Walau begitu, penurunan ini lebih baik dari perkiraan sebesar 0,4% dan 1,6% pada bulan Juli 2020.
Investasi aset tetap di sektor swasta, telah menyumbang 60% dari total investasi, turun tipis sebesar 2,8% pada Januari-Agustus. Penurunan itu jauh lebih rendah dari penurunan 5,7% dalam tujuh bulan pertama 2020. Investasi properti disebut-sebut menjadi pendorong pertumbuhan terpenting, yang melonjak tinggi.
Baca Juga: Tencent China akan membuka hub regional Asia Tenggara di Singapura
Dari sisi komoditas, China membukukan rekor produksi baik baja mentah dan aluminium bulan lalu berkat permintaan yang kuat dari sektor konstruksi dan pemulihan penjualan mobil.
"Kami berpikir bahwa pemulihan ekonomi China berada pada pijakan yang cukup kuat sekarang dan harus berlanjut hingga Q4 dan awal 2021. Dengan pertumbuhan investasi yang kuat, secara bertahap akan mendorong tingkat konsumsi dan ekspor," kata Louis Kuijs dari Oxford Economics.