Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Harga saham Top Glove yang terdaftar di bursa Malaysia dan Singapura merosot menyusul pengumuman penutupan pabriknya. Akan tetapi, harga sahamnya masih bisa naik lebih dari 300% sepanjang tahun ini di kedua pasar tersebut, data oleh Refinitiv menunjukkan.
Top Glove mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu bahwa sekitar 5.700 pekerjanya telah di tes virus Covid-19. Penyaringan karyawan yang tersisa mungkin selesai pada akhir pekan ini.
Pernyataan Top Glove
Sementara itu, melansir Malaymail.com, Top Glove Corporation Berhad meyakinkan konsumennya bahwa sarung tangan yang diproduksi oleh perusahaan tersebut tidak terkontaminasi oleh virus corona SARS-CoV-2.
CEO Top Glove Tan Sri Lim Wee Chai juga menekankan, bahwa semua lini produksi pabrik diotomatiskan dalam lingkungan yang terkendali dan karyawan yang melakukan kontak dengan produk yang diproduksi dilengkapi dengan peralatan perlindungan pribadi (APD).
Baca Juga: WHO: Risiko infodemik membahayakan program vaksin Covid-19
“Jawabannya tidak ada kontaminasi karena lingkungan pabrik kita cukup hangat dimana sarung tangan ditempatkan di oven yang panas di atas 110 derajat Celcius, sehingga [patogen] Covid-19 tidak dapat bertahan hidup di sana. Karyawan pabrik kami mengenakan APD sehingga tidak ada kontak langsung dengan sarung tangan,” katanya dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan di Zoom seperti yang dilansir Malaymail.com.