Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mengenai penutupan pabriknya, direktur pelaksana Top Glove Datuk Lee Kim Meow mengatakan, perusahaan telah menghentikan operasi di 20 pabrik di wilayah Meru, Klang, sementara delapan lainnya beroperasi dengan pengurangan kapasitas sejak 17 November.
Hal ini menurutnya akan memengaruhi pengiriman setidaknya dua hingga tiga minggu, tergantung pada durasi perintah kontrol pergerakan yang ditingkatkan (EMCO) yang diberlakukan di pabrik dan asrama pekerja setelah lebih dari 3.000 pekerjanya dinyatakan positif Covid-19.
Lim mengungkapkan optimismenya meskipun ada penutupan sementara pabrik. Ini menunjukkan bagaimana perusahaan memiliki pabrik di luar negeri di Thailand, Vietnam dan China yang dapat terus memproduksi sarung tangan karet sekali pakai karena situasi berangsur-angsur kembali normal.
Top Glove, produsen sarung tangan karet terbesar di dunia, saat ini mempekerjakan lebih dari 21.000 pekerja di seluruh Malaysia.