kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WHO: Risiko infodemik membahayakan program vaksin Covid-19


Kamis, 26 November 2020 / 10:40 WIB
WHO: Risiko infodemik membahayakan program vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Menurut WHO, infodemik dapat membahayakan peluncuran program imunisasi yang dimaksudkan untuk mengakhiri pandemi. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS. Pada awal Februari, saat pandemi global Covid-19 menyebar dengan cepat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan tentang "infodemik". Ini merupakan gelombang berita palsu dan informasi yang salah tentang penyakit baru yang mematikan di media sosial.

Sekarang, dengan harapan bergantung pada vaksin Covid-19, WHO dan para ahli memperingatkan bahwa fenomena yang sama dapat membahayakan peluncuran program imunisasi yang dimaksudkan untuk mengakhiri pandemi.

"Penyakit virus corona adalah pandemi pertama dalam sejarah di mana teknologi dan media sosial digunakan dalam skala besar untuk membuat orang tetap aman, terinformasi, produktif dan terhubung," kata WHO seperti yang dilansir dari Channelnewsasia.

"Pada saat yang sama, teknologi yang kami andalkan untuk tetap terhubung dan terinformasi memungkinkan dan memperkuat infodemik yang terus merusak respons global dan membahayakan langkah-langkah untuk mengendalikan pandemi."

Baca Juga: Hadapi Covid-19, ini pedoman WHO untuk aktivitas fisik bagi anak dan remaja

Lebih dari 1,4 juta orang telah meninggal sejak pandemi muncul di China akhir tahun lalu, tetapi tiga produsen vaksin sudah mengajukan permohonan persetujuan agar vaksin mereka digunakan pada awal Desember.

WHO menilai, di luar logistik, pemerintah juga harus menghadapi skeptisisme atas vaksin yang dikembangkan dengan kecepatan rekor pada saat media sosial telah menjadi alat untuk informasi dan kebohongan tentang virus.

WHO mendefinisikan infodemik sebagai informasi yang melimpah, baik online maupun offline, termasuk "upaya yang disengaja untuk menyebarkan informasi yang salah".

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jateng meledak, simak cara merawat pasien corona di rumah

Bulan lalu, sebuah studi dari Cornell University di Amerika Serikat menemukan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menjadi pendorong kesalahan informasi COVID-19 terbesar di dunia selama pandemi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×