kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

The Fed Dilema! Inflasi Masih Tinggi, Trump Desak Suku Bunga Turun


Jumat, 18 Juli 2025 / 18:16 WIB
The Fed Dilema! Inflasi Masih Tinggi, Trump Desak Suku Bunga Turun
ILUSTRASI. Ketidakpastian soal pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat kembali mencuat menjelang pertemuan kebijakan The Fed pada akhir Juli. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian soal pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat kembali mencuat menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) pada akhir Juli.

Meski Presiden Donald Trump semakin vokal menuntut penurunan suku bunga untuk mendorong pembiayaan murah bagi defisit anggaran federal, data ekonomi justru menunjukkan inflasi yang menguat.

Trump Desak, The Fed Menahan Diri

Trump dikabarkan hampir memecat Ketua The Fed Jerome Powell pekan ini, namun membatalkan niat tersebut karena kekhawatiran akan gejolak pasar. Meski drama politik berlangsung, proyeksi suku bunga acuan oleh bank sentral tetap tidak berubah. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% hingga 4,50% dalam pertemuan 29–30 Juli mendatang.

Sementara itu, Powell dan para pembuat kebijakan belum menunjukkan sinyal akan menaikkan suku bunga. Namun, lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS sebagai respons terhadap isu pemecatan Powell menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap ketidakpastian kebijakan moneter.

Baca Juga: Pejabat The Fed Dukung Pemangkasan Suku Bunga Juli, Waspadai Perlambatan Ekonomi

Inflasi Kembali Meningkat: Hambatan untuk Rate Cut

Data inflasi terbaru menjadi penghalang utama bagi keinginan Trump. Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Juni naik ke 2,7% dari 2,4% pada Mei. Kenaikan ini terjadi di tengah tren berbalik dari penurunan harga barang menuju peningkatan, sebagian dipicu oleh kebijakan tarif impor yang dikenakan Trump sejak menjabat kembali.

Kondisi ini membuat probabilitas pemangkasan suku bunga pada bulan September turun menjadi 50:50, dari sebelumnya lebih optimistis.

The Fed Masih Waspada, Dua Kubu Mulai Terlihat

Jerome Powell dan mayoritas pejabat The Fed bersikap hati-hati. Mereka ingin menunggu dua bulan lagi data ketenagakerjaan dan inflasi sebelum mengambil keputusan dalam pertemuan berikutnya. Powell dijadwalkan memberikan konferensi pers pada 30 Juli, yang dinanti oleh pasar dan pemerintah untuk mengetahui arah kebijakan.

Gubernur The Fed Adriana Kugler mengatakan bahwa tekanan harga dari tarif semakin nyata, dan The Fed perlu menjaga suku bunga tetap tinggi "untuk sementara waktu" demi mengendalikan inflasi dan ekspektasi inflasi jangka panjang. "Saya memperkirakan kenaikan harga tambahan di akhir tahun ini," katanya.

Baca Juga: Powell Tanggapi Kritik Trump atas Proyek Renovasi Markas The Fed

Namun, Gubernur Christopher Waller, yang disebut-sebut sebagai kandidat pengganti Powell, menyuarakan pendapat berbeda. Ia kembali menyerukan pemangkasan suku bunga pada akhir Juli, karena melihat perlambatan ekonomi mendatang dan meyakini dampak inflasi dari tarif tidak akan bertahan lama.

Risiko Politik dan Ekonomi di Persimpangan

The Fed sebelumnya menaikkan suku bunga secara agresif pada 2022 untuk menekan lonjakan inflasi pasca-pandemi. Namun, sejak akhir tahun lalu, mereka mulai memangkas suku bunga secara bertahap seiring melandainya tekanan harga.

Trump menjadikan isu inflasi sebagai salah satu senjata utama dalam kampanye 2024, dengan janji menurunkan harga dan menaikkan tarif untuk barang impor. Namun kini, ironi terjadi: tarif yang ia dorong justru memperkuat tekanan inflasi, membuat The Fed enggan menurunkan suku bunga terlalu cepat.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menyebut inflasi saat ini bisa menjadi "titik balik". Ia menyoroti bahwa hampir separuh barang mengalami kenaikan harga tahunan sebesar 5% atau lebih, dua kali lipat dari Januari.

Baca Juga: Dolar Tertekan, Pasar Khawatirkan Independensi The Fed di Tengah Isu Pemecatan Powell

"Tekanan harga itu nyata," kata Bostic. "Angka utama (headline inflation) bergerak menjauh dari target kami, bukan mendekatinya."

Proyeksi dan Sikap Hati-hati The Fed

Dalam proyeksi ekonomi Juni, The Fed memperkirakan inflasi PCE (indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi) akan mencapai 3% di akhir 2025, dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga hanya setengah poin persentase — jauh dari keinginan Trump yang meminta pemotongan 1%.

New York Fed President John Williams menyatakan bahwa efek penuh dari tarif belum sepenuhnya terasa. "Kami melihat efek yang masih relatif kecil dalam data agregat, tapi saya perkirakan efeknya akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Selanjutnya: PMI-BI Kuartal II-2025 Melambat Meski Masih dalam Zona Ekspansi

Menarik Dibaca: Liburan Sekolah Usai, tiket.com Bagikan Rekomendasi Penginapan Liburan Keluarga




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×