kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Morgan Stanley Revisi Perkiraan Suku Bunga The Fed di Tengah Ketidakpastian Tarif


Rabu, 05 Februari 2025 / 17:55 WIB
Morgan Stanley Revisi Perkiraan Suku Bunga The Fed di Tengah Ketidakpastian Tarif
ILUSTRASI. Morgan Stanley bergabung dengan Barclays dan Macquarie dalam memproyeksikan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh the Fed tahun ini. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD - SEARCH GLOBAL BUSINESS 17 APR FOR ALL IMAGES


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley (MS) bergabung dengan Barclays (BCS) dan Macquarie dalam memproyeksikan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve AS pada tahun ini, dengan alasan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Sebelumnya, Wall Street brokerage ini memperkirakan dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret dan Juni.

Namun, keputusan ini dipengaruhi oleh perkembangan baru yang melibatkan kebijakan tarif yang lebih cepat diterapkan oleh Trump, yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan menambah tekanan pada kebijakan moneter AS.

Ketidakpastian Inflasi Akibat Kebijakan Tarif Trump

Menurut analis Morgan Stanley, kebijakan tarif yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya kemungkinan akan menghalangi jalur disinflasi dengan meningkatkan laju inflasi, yang dapat menghalangi rencana pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

Meskipun tarif tersebut dapat dihindari, ketidakpastian yang diakibatkan oleh potensi inflasi yang lebih tinggi akan tetap ada, yang meningkatkan risiko terhadap inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) yang lebih tinggi.

Baca Juga: Ekonomi AS Melambat pada Kuartal IV-2024, Belanja Konsumen Menguat

Peningkatan inflasi yang dipicu oleh tarif akan meningkatkan tekanan pada Federal Reserve, yang selama ini berusaha mengendalikan tekanan inflasi yang terus-menerus. Hal ini semakin membuat jalur kebijakan moneter menjadi kabur, mengingat The Fed perlu membuat keputusan yang seimbang antara menjaga pertumbuhan ekonomi dan menanggulangi inflasi yang tinggi.

Pada pertemuan kebijakan bulan Januari, The Fed mempertahankan suku bunga acuan overnight dalam kisaran 4,25% hingga 4,50%, namun Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa pemotongan suku bunga lebih lanjut tergantung pada kemajuan dalam menurunkan inflasi yang masih tinggi. Sehingga, proyeksi kebijakan moneter di tahun 2025 tetap sangat tidak pasti.

Proyeksi Suku Bunga oleh Morgan Stanley dan Bank-bank Lainnya

Morgan Stanley mengubah proyeksinya dari dua pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret dan Juni, menjadi hanya satu kali pemotongan pada tahun ini.

Meskipun ada ketidakpastian terkait kebijakan tarif Trump, tetap ada harapan bahwa The Fed dapat mempertimbangkan pemotongan suku bunga untuk merangsang perekonomian, terutama jika inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Baca Juga: Harga Emas Terus Menguat Setelah Koreksi Awal, Diprediksi Bisa Mencapai Rekor Baru

Di sisi lain, rekan-rekan mereka seperti Goldman Sachs dan Wells Fargo tetap mempertahankan proyeksi mereka untuk dua kali pemotongan suku bunga tahun ini. Mereka menilai bahwa meskipun ada ketegangan yang disebabkan oleh kebijakan tarif, tekanan inflasi dapat dikelola dengan pemotongan suku bunga, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasar.

Indeks PCE: Indikator Inflasi yang Diperhatikan The Fed

Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) adalah indikator inflasi yang paling diperhatikan oleh Federal Reserve dalam menentukan kebijakan moneter. Pada bulan Desember, data menunjukkan bahwa indeks PCE sesuai dengan ekspektasi pasar, yang berarti inflasi tidak meningkat secara signifikan.

Meskipun demikian, The Fed tetap menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan inflasi yang dipicu oleh faktor eksternal seperti kebijakan tarif dan gangguan pasokan global.

Meskipun beberapa analisis menunjukkan bahwa tarif yang lebih cepat mungkin dapat menghambat disinflasi, masih ada ketidakpastian besar terkait jalur inflasi di tahun-tahun mendatang. Hal ini menciptakan tantangan bagi The Fed dalam merumuskan kebijakan moneter yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi.



TERBARU

[X]
×